Mengapa kita harus ke gereja pada hari minggu
Nenek Granny sedang menyambut cucu-cucunya pulang dari sekolah. Mereka adalah anak-anak muda – anak muda yang sangat cerdas dan sering menggoda nenek mereka. Kali ini Tom mulai menggoda dia dengan berkata, “Nek, apakah nenek masih pergi gereja pada hari minggu?”
“Tentu!”
“Apa yang nenek peroleh dari gereja? Apakah nenek bisa memberitahu kami tentang Injil minggu lalu?”
“Tidak, saya sudah lupa. Saya hanya ingat bahwa saya menyukainya.”
“Lalu, apa khotbah dari pastor?”
“Saya tidak ingat. Saya sudah semakin tua dan ingatan saya melemah. Saya hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan. Saya menyukai kotbah itu.”
“Tapi nek,” Tom menggoda. “Apa untungnya pergi ke gereja, jika nenek tidak mendapatkan suatu darinya?”
Nenek itu terdiam oleh kata-kata ini dan ia duduk di sana merenung… dan anak-anak lain tampak menjadi malu. Kemudian nenek itu berdiri dan keluar dari ruangan tempat mereka semua duduk, dan ia berkata, “Anak-anak ayo ikut saya ke dapur.”
Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil tas rajutan dan memberikannya kepada Tom sambil berkata, “Bawalah ini ke mata air, dan isilah dengan air, lalu bawa kemari.”
“Nenek, apa nenek tidak sedang melucu? Air dalam tas rajutan??? Nek… apa ini bukannya lelucon?” tanya Tom.
“Tidak, lakukanlah seperti yang diperintahkan. Saya ingin memperlihatkan kepadamu sesuatu.”
Maka Tom berlari keluar dan dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang bertetes-teteskan air.
“Lihat nek,” katanya. “Tidak ada air di dalamnya.”
“Benar,” kata nenek. “Tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu sekarang. Anak-anak, tidak pernah kamu ke gereja tanpa mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak mengetahuinya.”
***
Sering kita mengalami kejenuhan untuk pergi ke gereja dan merasa tak ada gunanya. Sepertinya begitu-begitu saja, ke gereja nggak ke gereja ya sama saja, mengapa demikian? Mungkin karena pergi ke-gereja bukan untuk Misa, bukan untuk mendengarkan sabda Tuhan tetapi hanya menjadi tradisi atau kebiasaan atau adanya tujuan tertentu. Karena kalau ke gereja niatnya murni adalah untuk merayakan ekaristi menyambut Tubuh Tuhan dan mendengarkan sabda Tuhan, maka saya yakin setiap orang yang datang ke gereja untuk Misa akan menikmati manfaat dari perayaan Ekaristi itu sendiri. Mari kita belajar untuk mengerti dan memahami dengan sangat sederhana sekali “untuk apa kita ke gereja ?”
Hal utama adalah untuk menyambut Tubuh Tuhan sebagai puncak perayaan Ekaristi, kedua untuk mengisi jiwa kita dengan “Mendengarkan Firman Tuhan”. Selanjutnya adalah latihan mengaplikasikan dalam kehidupan yang sesuai dengan Firman Tuhan (I Tim 4:12)
Ketika kita sungguh-sungguh melakukan hal diatas, maka manfaat yang akan kita peroleh adalah :
Roh kita menjadi sehat, pulih dari dosa (roh yg cacat dipulihkan) maka jiwa, tubuh menjadi sehat, pikiran, hati/nurani, mata, pendengaran/telinga, perkataan/mulut kita menjadi sehat/benar, seperti batu baterai yang baru diisi ulang.
Hidup kita menjadi berarti (menjadi terang, garam dan berkat/menjadi teladan Kristus).
Nah..pada akhirnya kita menjadi paham tugas dan hakekat diri kita sebagai anak-anak Allah, yaitu menjadi “Garam dan Terang Dunia”.
Garam dan terang adalah hal yang penting dan dibutuhkan manusia. Garam digunakan memberi rasa enak bagi makanan biar tidak tawar, hambar, dan garam juga berfungsi mengawetkan daging, dan lain sebagainya. Dan disitulah Yesus mengajak para pengikut-Nya untuk menjadi seperti garam itu! “Kamu ini garam dunia!”
Yesus juga meminta para pengikutNya menjadi cahaya atau terang. Cahaya atau terang itu pun adalah hal yang penting agar menjadi jelas, terang itu mengusir kegelapan. Terang itu memberi rasa damai dan tenang. Terang itu membuat semuanya menjadi jelas. Karena itu Yesus berkata, “Kamu ini cahaya dunia. Demikianlah cahayamu harus bersinar di depan orang agar mereka melihat perbuatan yang baik dan memuji Bapamu di surga”
Apa artinya? Garam dan terang/cahaya itu menjadi sesuatu yang vital dan penting dalam kehidupan manusia, maka para pengikut Yesus harus menjadi unsur penting dan vital bagi hidup manusia, yang berfungsi menjadikan hidup ini enak, awet, menyenangkan, tidak tawar, tidak ada dusta dan tidak ada kepalsuan, terang dan bergairah, rasa damai, dan bahagia. Konkritnya seperti apa? Bahwa kita tidak sebatas cuma kata-kata tanpa aksi nyata, tetapi tindakan, sikap hidup, tutur kata, keberadaan kita bersama orang lain membawa sukacita, damai, penuh persaudaraan, dan bahagia. Kehadiran kita membawa rasa aman dan damai bagi orang lain. Seperti garam, mengawetkan, dan seperti terang memberi rasa damai. Bahwa kita menghayati dan melaksanakan nilai-nilai dan perbuatan-perbuatan baik seperti kasih, persaudaraan, pengampunan, keadilan, perdamaian, kejujuran, dll. Dan segala perbuatan baik kita itu sesungguhnya juga menjadi terang, bercahaya, dinikmati, dialami dan disyukuri oleh orang yang ada di sekitar kita.
Berkah Dalem
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling