Seorang pengusaha Amerika pergi ke Oberammergau untuk menonton Drama Passion yang terkenal itu. Drama masa Pra Paskah itu sangat menyentuh hatinya. Dengan perhatian penuh, pengusaha itu melihat berbagai peristiwa yang memuncak pada penyaliban Yesus Kristus secara dramatis.
Setelah menyaksikan drama itu, dia pergi ke belakang panggung untuk menemui Anton Lang, yang memainkan peran Yesus Kristus. Setelah mengambil foto aktor itu, dia melihat sebuah salib besar bersandar di pojok ruangan. Itu adalah salib yang dibawa oleh Anton Lang dalam drama tersebut.
Pengusaha itu berkata kepada istrinya, “Ambillah kamera ini, apabila saya mengangkat salib itu di pundak, ambillah foto saya.”
Sebelum aktor itu mampu berbicara sepatah kata pun, pengusaha itu sudah berusaha memanggil salib itu dengan pundaknya. Dia terkejut karena salib itu tidak bergerak. Salib itu dibuat dari kayu oak yang berat dan sulit diangkat. Dengan napas yang terengah-engah karena kelelahan dan frustasi, dia menoleh kepada Anton Lang dan berkata, “Saya pikir salib ini ringan. Saya kira salib ini kosong. Mengapa Anda mengangkat salib yang sangat berat ini?”
Aktor itu menjawab, “Pak…jika saya tidak merasakan berat salib itu, maka saya tidak bisa memainkan peran ini.”
***
Sejak awal ada orang yang tidak percaya bahwa Kristus itu sungguh-sungguh mati. Sering dikatakan bahwa yang mati adalah orang lain. Sedangkan peristiwa penyaliban itu adalah sebuah fakta sejarah. Tentu menjadi pertanyaan, siapakah aktor yang sanggup menjadi pemeran pengganti, masalahnya ini adalah kisah sengsara sebenarnya, bukan sekedar drama atau film layar lebar? Siapa aktor yang “mau” dan “mampu” menjalani semua penyiksaan itu dan sampai mati di kayu salib! Siapa?
Kisah sengsara Yesus itu juga disebarkan, diwartakan, dikisahkan dalam Injil sejak awal sebagai kisah yang panjang dan detail, untuk menyatakan bahwa Kristus sungguh mati untuk kita. Karena kalau Kristus sungguh tidak mati atau tidak sungguh-sungguh mati, sia-sialah iman kita. Artinya, Yesus lah yang benar-benar mati di salib, yang mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan kita. Kalau ternyata “orang lain”, bagaimana dengan para murid-Nya, para Rasul, yang menjadi saksi mata dan saksi hidup perjalanan Yesus dalam karya dan sengsara-Nya? Apakah kira-kira para Rasul ini mau berkorban sampai mati juga untuk mewartakan Kabar Sukacita ajaran Kristus, kalau ternyata yang mati di salib itu bukan Yesus? Tentu Tidak..!! Pasti mereka merasa dibohongi…Sesederhana itu koq…
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling