Beato Ghebre-Michael

  • infokatolik
  • Mar 26, 2024

Para Kudus – 1 September

Ghebre-Michael adalah seorang biarawan dari Gereja Orthodox Ethiopia (Gereja ini adalah bagian dari Gereja Ortodhox Oriental dan tidak berada dalam persekutuan dengan Gereja Katholik Roma) yang menjadi martir karena menerima iman Katholik. Ia lahir di Ethiopia pada sekitar tahun 1790. Pada usia kanak-kanak ia telah kehilangan satu bola matanya dalam sebuah kecelakaan. Walaupun cacat, namun Ghebre-Michael tidak kehilangan cita-citanya untuk menjadi seorang biarawan. Karena itu setelah menyelesaikan sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai-Miryam di Ethiopia. Dalam biara, Ghebre-Michael segera menunjukkan dirinya sebagai seorang biarawan pintar dan saleh.

Ia memiliki minat yang besar dalam sejarah kehidupan monastik (kehidupan membiara). Dia melihat, dari pengalamannya sendiri, bahwa ada penurunan nilai kehidupan rohani yang sangat besar dalam biara–biara Gereja Orthodox di Ethiopia; dan ia ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal ini. Atasannya dalam biara mendukung niatnya ini, lalu menugaskannya untuk melakukan perjalanan ke seluruh negeri dan mengunjungi berbagai biara demi mempelajari teologi dan melihat langsung cara hidup para biarawan.

Dalam penelitian dan usahanya mencari kebenaran teologis, Ghebre-Michael menemukan bahwa banyak rekan-rekan biarawan dan para imam Orthodox yang membencinya, bahkan memusuhinya. Pada pertengahan tahun 1843, Abuna (Abuna adalah sebutan bagi pemimpin Gereja Orthodox Ethiopia) Salama III melihat bahwa kegiatan penelitiannya dapat membawa akibat buruk bagi Gereja Orthodox Ethiopia, karena itu pada suatu kesempatan beberapa pengikut Abuna Salama III mencoba meracuni Ghebre-Michael. Rencana ini gagal karena Ghebre-Michael yang sudah mendapat firasat akan rencana jahat mereka selalu membawa obat penawar racun didalam saku jubahnya.

Percobaan pembunuhan atas dirinya ini tidak membuat Ghebre-Michael mundur, ia tetap kokoh pada pencarian spritualnya dan tetap melanjutkan penelitiannya sambil terus berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus. Sebahagian besar waktu dalam hidupnya hingga berusia 50 tahun ia curahkan bagi usaha pencarian yang terus menerus akan kebenaran sejati.

Pada bulan September 1843 Ghebre-Michael bertemu dengan Santo Yustinus de Yakobis, seorang imam Kongregasi Misi (Vincentian), Vikaris Apostolik wilayah Ethiopia dan juga Uskup Nilopolis (di wilayah Mesir). Dalam pertemuan ini Michael dengan tegas menyatakan keinginannya untuk menjadi seorang Katolik. Bapa Uskup Yustinus de Yakobis tidak begitu saja menerima biarawan Gereja Orthodox Ethiopia itu ke dalam Gereja Katholik; beliau menunggu sampai beberapa bulan lamanya demi melihat kesungguhan Ghebre-Michael, baru kemudian menerimanya menjadi anggota keluarga Gereja Katholik pada tahun 1844. Dalam tahun itu juga, terdapat tiga puluh tujuh orang awam Ethiopia yang telah diterima ke dalam Gereja Katolik dan enam orang biarawan Gereja Orthodox Ethiopia yang mengikuti jejak Ghebre-Michael dan meminta agar diterima menjadi anggota keluarga Gereja Katholik. Tujuh tahun kemudian (1851), Uskup Yustinus mentahiskan Ghebre-Michael menjadi seorang imam dari Tarekat konggregasi Misi; sebuah Konggregasi Imam yang didirikan oleh santo Vincentius de Paulo.

Bersama uskup Yustinus, Ghebre-Michael giat mengajar agama dan membangun sebuah kolose untuk mendidik anak-anak Ethiopia. Atas restu Uskup Yustinus pula ia dapat mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.

Semua kegiatan ini membuat Abuna Salama III meradang. Atas hasutannya, raja Ethiopia saat itu, Tewodros II, melancarkan penganiayaan besar-besaran atas semua orang lain yang bukan anggota Gereja Orthodox Ethiopia. Pater Ghebre-Michael adalah sasaran utama mereka. Ia bersama beberapa orang katholik pengikutnya ditangkap dan dianiaya dengan sangat mengerikan. Ia dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor dan hampir setiap hari disesah dan dianiaya.

Setiap kali mengalami penderitaan, ia dengan tenang dan tegas menjawab: “Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu.” Akhirnya setelah mengalami penganiayaan dan penderitaan yang berkepanjangan, dan karena serangan penyakit kolera, Pater Ghebre-Michael meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *