Suatu hari seorang wanita yang tinggal di kota melihat ke arah luar jendelanya dan melihat sebuah truk besar mendekati rumahnya. Dari truk itu segera berlompatan beberapa pemuda dan mulai menurunkan gitar-gitar listrik dan pengeras suara serta drum. Mereka memindahkan semua itu ke sebuah rumah di dekat situ.
Wanita itu begitu marah. Sekarang waktu istirahat malam dan telinganya serta kehidupannya akan terganggu oleh kegaduhan yang akan muncul dari rumah itu.
Ketika suaminya pulang dari kerja, wanita itu segera berteriak, “Kita harus segera pindah dari sini, jika tidak; maka kita akan segera tuli dan menjadi gila, karena adanya sekelompok pemusik di sebelah rumah kita!”
Tetapi suaminya menenangkan dia dan berkata, “Sayang, mengapa kamu marah? Tidak tahukah kamu, siapa mereka itu ? Mereka adalah pemusik kelompok Sanguma String band, yang sangat kenal itu, dan mereka ini telah naik pentas di luar negeri di hadapan begitu banyak penggemar… Kita seharusnya senang mereka ada di sini, karena kita bisa menikmati musik terkenal itu secara gratis.”
Raut cemberut di wajah wanita itu berubah menjadi senyuman. Dia segera meraih telepon dan memanggil teman-temannya untuk datang sekali waktu dan menikmati musik Sanguma Band itu…
Betapa sikap mengubah segalanya!
***
Pertobatan adalah tujuan dari setiap perutusan. Dan sebuah pertobatan seringkali membutuhkan perubahan sikap. Yunus diutus untuk mewartakan pertobatan kepada warga kota Niniwe. Mereka percaya akan pewartaan Yunus, dan bertobat, dan Allah pun membatalkan malapetaka yang dirancang untuk ditimpakan ke atas mereka. Kristus menekankan bahwa Yunus telah menjadi tanda bagi orang Niniwe, dia menjadi tanda keselamatan. Pewartaan Yesus Kristus adalah juga ajakan pertobatan. Namun, berbeda dengan orang Niniwe yang bertobat, Yesus dan pewartaan-Nya ditolak, padahal, Ia lebih besar daripada Yunus.
Menerima ajaran Yesus serta sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya adalah tanggapan yang diharapkan dari kita semua. Tidak akan ada ajaran lain yang lebih sempurna, Guru lain yang lebih berwibawa, berbicara atas kekuasaan sendiri, dikukuhkan dengan mukjizat dan tanda-tanda. Melebihi segala, seperti para orang Kristen pertama, dalam peristiwa salib dan kebangkitan kita dibaptis dan dijiwai oleh Roh Kudus untuk mengucapkan syahadat singkat “Yesus itu Tuhan”. Ajaran Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, dan salib serta kebangkitan membebaskan kita dari dosa, memperoleh Roh Putera, hingga kita berani berkata : Abba, ya Bapa.
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling