Beristri Empat

  • infokatolik
  • Sep 06, 2024

Ada seorang pengusaha kaya yang mempunyai empat istri. Ia paling menyayangi istrinya yang ke empat, ia memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Ia sangat memperhatikan kebutuhan dan memberikan segala yang terbaik untuknya, seperti pakaian yang indah-indah.

Ia juga sangat menyayangi istrinya yang ketiga, ia sangat bangga dengan kecantikan istrinya. Ia selalu memperkenalkannya kepada teman-temannya, namun dia sangat khawatir jangan-jangan suatu hari kelak istrinya itu meninggalkannya dan pergi dengan pria lain.

Ia juga sayang pada istrinya yang kedua, seorang yang sangat ramah dan penuh perhatian. Istri kedua inilah yang menjadi kepercayaan pengusaha itu kapan saja dia menghadapi problem. Ia akan membicarakannya dengan istri keduanya, istri keduanya itu akan membantu mencarikan jalan keluar.

Istri pertama pengusaha itu adalah seorang sangat setia. Dialah yang selalu menjaga kesehatan pengusaha itu dengan penuh perhatian. Tetapi, pengusaha itu tidak pernah sedikit pun mencintainya, meskipun ia sangat mencintai pengusaha itu. Ia hampir tidak diperhatikan pengusaha itu.

Suatu hari pengusaha itu jatuh sakit. Dia tahu bahwa tidak lama lagi dia akan mati. Dia teringat akan kemewahan hidupnya. “Sekarang saya mempunyai empat istri. Tetapi, sebentar lagi saya akan mati. Saya akan sendirian. Betapa kesepiannya saya nanti,” demikian pikirnya.
Karena itu, ia bertanya kepada istrinya yang keempat : “Saya sangat mencintaimu, selalu menghadiahkan kepadamu kemewahan dan perhatian. Sekarang saya akan mati. Apakah engkau mau ikut mati bersamaku?”
“Tidak,” jawab istri keempat itu sambil pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Jawaban itu terasa seperti pisau yang menusuk hati pengusaha itu.

Pengusaha itu bertanya kepada istrinya yang ketiga, “Saya sangat mencintaimu sepanjang hidupku. Sekarang saya akan mati. Apakah engkau mau ikut mati bersamaku?”
“Tidak,” jawab istri ketiganya. “Hidup sangat menyenangkan. Saya akan menikah lagi jika engkau mati.”  Pengusaha itu sedih bukan main.

Ia bertanya kepada istrinya yang kedua, “Saya selalu meminta pertolonganmu selama ini dan engkau selalu membantuku. Saya ingin engkau membantuku sekali lagi. Jika aku mati, maukah engkau menyertaiku?”
“Maaf, saya tidak dapat membantumu untuk kali ini.” jawab istrinya. “Saya hanya akan membantu mengantarkanmu ke pemakaman.”
Jawabannya itu seperti palu godam yang menghantam jiwa pengusaha itu.

Tiba-tiba ada suara terdengar,….

Saya akan bersamamu. Saya akan ikut ke mana saja engkau pergi.”
Pengusaha itu menoleh ke arah datangnya suara itu. Dia mendapati bahwa itu adalah suara istri pertamanya. Dia sangat kurus seperti orang kekurangan gizi. Dengan sangat sedih, pengusaha itu berkata, “Seharusnya aku lebih memperhatikanmu selama ini.”

***

Sesungguhnya kita semua adalah seperti pengusaha yang beristri empat. Istri keempat adalah tubuh kita. Kita selalu menghabiskan banyak waktu untuk membuatnya kelihatan menarik. Tetapi, ketika kita mati, ia tidak akan pernah ikut bersama kita. Istri ketiga adalah harta dan pangkat. Ketika kita mati, semuanya menjadi milik orang lain. Istri kedua adalah keluarga dan teman kita. Sedekat apapun mereka pada kita, paling jauh mereka hanya mengantar kita sampai ke pemakaman. Istri pertama adalah jiwa kita. Sering kita lalai untuk memberikan makanan dan kesenangan padanya, tetapi justru dialah satu-satunya yang mengikuti kita ke mana pun kita pergi. Karena itu, jaga dan peliharalah sebelum terlambat.

Tuhan, selamatkanlah jiwaku.

Di Sudut Hati”, Anthony Harton.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *