Seorang Derwis* duduk tenang di pinggir sungai. Seseorang yang lewat dan melihat tengkuknya yang terbuka, tidak dapat menahan godaan untuk menamparnya sampai berbunyi gemertak. Orang itu amat senang dengan bunyi gemertak itu. Tetapi sang derwis menyeringai kesakitan dan bangkit untuk membalas.
“Tunggu sebentar!” kata si penyerang. “Kau boleh membalas kalau mau. Tetapi jawablah dulu pertanyaan yang timbul dalam benakku : Suara gemertak tadi muncul karena tanganku atau karena tengkukmu?”
Tukas sang derwis : “Jawablah sendiri! Karena kesakitan aku tidak mau berteori. Engkau dapat berbuat demikian, karena tidak merasakan apa yang kurasakan.”
Bila mengalami Yang Ilahi, minat untuk berteori berkurang sekali.
*derwis (Parsi): rahib Islam yang hidup dengan cara minta-minta.
“Burung Berkicau”, A.de Mello.SJ