Salah satu ujian untuk mengetahui karakter adalah : “Bisakah anda menerima penghinaan tanpa membalas?”
Ketika seseorang memanggil George Bernard Shaw, dengan sebutan ‘keledai’, ia sama sekali tidak membalas, ia bahkan menganggapnya sebagai penghormatan. Dia menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh seekor keledai : kerendahan hati, kerja keras, rasa puas dengan makanan yang sederhana, dan direndahkan oleh masyarakat. Tak seorang pun akan merasa terhina, bila dianggap memiliki sifat-sifat sedemikian itu!
Abraham Lincoln yang dituduh bermuka dua, menunjukkan wajahnya yang jelek dan tak menarik, dan menjawab, “Jika saya memiliki wajah yang lain (yang kedua), apakah anda pikir saya akan memakai wajah yang ini?”
***
Kita sering kali merasa paling hebat, paling tinggi, paling tampan, paling cantik, paling pintar, paling kaya, bila dibandingkan dengan orang lain. Namun sifat kerendahan hati, kerja keras, sederhana, rendah hati, menjadi sebuah sifat-sifat kasih yang dicintai dan dihormati masyarakat. Mungkin sifat-sifat tersebut menjadi gambaran kehidupan banyak anggota masyarakat pada saat ini.
Sifat suka menolong, peduli kepada yang lemah, yang menderita, yang miskin dan terabaikan menjadi hal yang terlupakan dan menjadi dambaan bagi kehidupan menggereja, sebuah gambaran kehidupan gereja yang dicita-citakan dan diperjuangkan. Apabila sifat-sifat seperti itu dapat kita pahami dan kita jalani sebagai kebiasaan sehari-hari, maka dengan demikian dapat diartikan bahwa kita sudah dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan Yesus dengan hal-hal surgawi ketika berbicara dengan Nikodemus.
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling