Hari Biasa, Minggu Biasa XIX. “Bertobat dan menjadi seperti anak kecil.”

  • infokatolik
  • Jan 08, 2025
Bertobat dan menjadi seperti anak kecil

Hari Biasa, Minggu Biasa XIX. “Bertobat dan menjadi seperti anak kecil.” Selasa, 13 Agustus 2019.

PF S. Hippolitus, Imam dan Martir
PF S. Pontianus, Paus
PF S. Pontianus, Paus, dan Hipolitus, Imam; Martir

Bacaan Liturgi Hari ini, Tahun Liturgi C.

Bacaan Pertama

Ulangan 31:1-8

Kemudian pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada seluruh orang Israel. Berkatalah ia kepada mereka: “Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun; aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN. Dan TUHAN akan melakukan terhadap mereka seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu, dan terhadap negeri mereka. TUHAN akan menyerahkan mereka kepadamu dan haruslah kamu melakukan kepada mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”
Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.”

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Ulangan 32:3-4a.7-9.12

Ref : Bagian Tuhan ialah umat-Nya.

  • Nama Tuhan akan kuserukan, Berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang sempurna karya-Nya.
  • Ingatlah akan zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, ia akan mengisahkannya; tanyakanlah kepada orang tua-tua, mereka akan memberitahukannya.
  • Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada para bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah para bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
  • Tetapi bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakublah yagn ditetapkan menjadi milik bagi-Nya.Tuhan sendirilah yang menuntun dia, dan tidak ada allah lain menyertai dia.

Bait Pengantar Injil

Mat 11:29ab
Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 18:1-5.10.12-14

Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. “Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.”

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan Infokatolik.id

Sewaktu masih kecil, umumnya masyarakat saat itu masih menonton dengan televisi hitam putih, demikian pula keluarga kami. Makanya ketika ayah kami berencana membeli televisi berwarna, kami sekeluarga sangat senang, saat itu TV berwarna masih dianggap barang mewah. Hari itu ayah pergi ke toko elektronik untuk membeli televisi menggunakan sepeda motornya, dengan mengajak adik perempuanku. Saya dan ibuku menunggunya dirumah. Beberapa saat kemudian, ayah pulang dengan sepeda motornya sendirian tanpa adik perempuanku dan tanpa membawa televisi yang rencana dibelinya. Wajah ayah terlihat panik, dan menanyakan ke ibu, apakah adikku dan supir taxi yang membawa televisi baru sudah datang? “Belum”, kata ibuku yang akhirnya juga ikut panik setelah mengetahui kejadiannya yang dijelaskan secara singkat oleh ayahku. Ayah kemudian pergi lagi, dan setelah beberapa waktu kemudian beliau kembali bersama dengan sebuah mobil taxi. Didalam mobil taxi itu, ada adik perempuanku dan satu dus televisi baru yang dibeli ayah. Ayah dan ibuku terlihat sangat lega dan berkali-kali mengucap syukur, bahwa adikku dapat tiba dengan selamat, tidak diculik atau dilarikan supir taxi. Ayah sangat menyesali keputusannya saat pulang menaruh adikku di mobil bersama dus TV, sementara ayah mengendarai motornya. Akhirnya tersisip jalan. Ayah menggendong adikku dan berkali-kali menciumnya, sebagai rasa sukacita dan syukur yang mendalam pada Tuhan, sementara adikku terlihat sangat polos. Belum memahami apa yang terjadi. “Ayah tidak mempedulikan televisi barunya, yang dia kuatirkan adalah keselamatan adikku.” Puji Tuhan. Untung saat itu masih banyak orang baik dan jujur, terima kasih pak supir taxi. Entah kalau terjadi sekarang.

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,” kata Yesus.

Anak kecil dijadikan pusat perhatian sebagai teladan untuk masuk kerajaan, sebagai pusat perhatian surga, yang menjaganya dengan cemburu, sebagai biji mata. Anak kecil dijagai oleh malaikat dengan kecemburuan Tuhan.
Anak kecil menggantungkan diri seluruhnya kepada orang tua. Ia tidak memikirkan hal-hal yang tinggi dan luar biasa tetapi cukup sebagai “anak kecil”, yang sudah senang; sudah puas setelah disusui ibunya dan tidur tenang dipelukkan ibunya.
Seorang anak akan tumbuh menjadi besar, selain hal baik yang diturunkan ayah ibunya, ia juga mempunyai pikiran dan keinginan bagi diri sendiri. Orang-tua tidak harus selalu menggurui si anak, tetapi dengan penuh kepercayaan mempercayai menyerahkan diri kepada Bapa. Orang-tua dapat belajar dari anak kecil untuk masuk dalam kerajaan surga. Bapa tidak akan meninggalkan anak-anak-Nya, dan jikapun ada di antara anak-anaknya yang sesat, Ia akan pergi mencari yang sesat itu. Dan sesungguhnya lebih besar kegembiraannya jika Ia berhasil menemukannya.
“Bapamu yang di surga tidak menghendaki, seorangpun dari anak-anak ini hilang.”

Berkah Dalem

-Admin-

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *