Hari Biasa, Minggu Biasa XXI. “Walaupun Digembok dalam Kegelapan Penjara, Dia pantas Dinamakan sebuah Lampu yang Terang dan Bercahaya.”

  • infokatolik
  • Nov 05, 2024
Walaupun Digembok dalam Kegelapan Penjara, Dia pantas Dinamakan sebuah Lampu yang Terang dan Bercahaya

Hari Biasa, Minggu Biasa XXI. “Walaupun Digembok dalam Kegelapan Penjara, Dia pantas Dinamakan sebuah Lampu yang Terang dan Bercahaya.” Kamis, 29 Agustus 2019.

PW Wafatnya St.Yohanes Pembaptis, Martir

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C.

Bacaan Pertama

Yeremia 1:17-19

Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17
Penuhilah kami dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan, supaya kami bersukacita.

  • Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
  • Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
  • Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
  • Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil

Matius 5:10
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 6:17-29

Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Yohanes Pembaptis dapat dikatakan merupakan perwujudan dari radikalisme. Yohanes dengan ikhlas menderita dan mati untuk Kristus – “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6) – seperti Yesus yang mati supaya semua orang dapat menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12; Rm 8:14). Dia sungguh bentara Kristus yang gagah berani menyiapkan jalan bagi-Nya untuk datang ke dunia. Yohanes Pembaptis menjadi terang seperti Kristus yang adalah Terang Dunia.
Yohanes Pembaptis, seperti dikisahkan Injil hari ini, juga adalah saksi kebenaran yang telah menjadi korban Herodes, si penguasa yang otoriter dan kejam. Sebagai orang yang berbuat baik dan benar, seharusnya Yohanes akan disenangi banyak orang. Tetapi menjadi ironi besar bahwa dia yang seorang pembela kebenaran dan kejujuran yang gagah berani, ternyata tidak disukai oleh Herodes. Bahkan bukan saja dimusuhi dan dijauhkan, tetapi juga pada akhirnya dilenyapkan.
Kehidupan Yohanes Pembaptis adalah sebuah contoh dari kualitas dan kekuatan dari seorang laki-laki yang menerima akhir kehidupannya saat itu dengan menumpahkan darahnya. Walaupun ia “digembok dalam kegelapan penjara … [dia] pantas dinamakan sebuah lampu yang terang dan bercahaya” oleh Kristus sang “Terang kehidupan”.
Sebagai Bait Roh Kudus (1Kor 6:19), kita juga dipanggil untuk menjadi terang yang bercahaya, yang memuliakan Kristus dalam sebuah dunia yang dibuat gelap oleh dosa. Walaupun kita barangkali tidak akan mengalami kematian sebagai martir, kita dapat meniru Kristus setiap hari dengan mengikuti bimbingan Roh Kudus, bukan mengikuti kencenderungan-kecenderungan kedagingan kita. Keradikalan kita dapat berakibat dalam penderitaan, namun hati kita akan dipenuhi dengan sukacita, selagi Roh Kudus memampukan kita (seperti Yesus) untuk berjaya mengalahkan maut. Walaupun menghadapi kesulitan-kesulitan, kita akan bersukacita selagi kita melihat Yesus lahir kembali ke dalam dunia melalui kesaksian kita.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *