Hari Biasa, Minggu Biasa XXIX. “Membaca tanda-tanda Zaman”, Jumat, 25 Oktober 2019
Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C
Bacaan Pertama
Surat Paulus kepada Jemaat di Roma 7:18-25a
Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku. Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa. Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa).
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Mzm 119:66.68.76.77.93.94
Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu, ya Tuhan.
– Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
– Engkau baik dan murah hati: ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
– Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
– Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
– Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.
– Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Mat 11:25
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 12:54-59
Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Renungan.
Mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
“Membaca tanda-tanda zaman” itu istilah yang banyak dipakai sesudah Konsili Vatican II : Gereja dan umat Allah harus peka membaca situasi zaman dan dunia, untuk menyesuaikan diri dalam tanggapannya, agar zaman menjadi jalan menuju Allah.
Yesus mengandaikan penilaian zaman.
Sebagai anak alam yang pada zamannya dan di negaranya sendiri orang Yahudi bisa melihat dan merasakan perubahan pada awan dan angin, dan meramalkan cuaca. Sebetulnya sebagai bangsa terpilih, terdidik dalam Kitab Suci, dari segala sesuatu yang terjadi di tengah mereka oleh kuasa Yesus, mereka harus bisa membaca tanda-tanda, bahwa Mesias sudah ada di tengah mereka, dan pengadilan dunia dan bangsa manusia sudah dimulai. Seharusnya mereka bersiap-siap menghadapi pengadilan, di mana pengikut Yesus Mesias, akan dipisahkan dari musuhnya. Tanggung-jawab mereka, sebagai orang, yang dapat mengerti, akan berat. Selanjutnya setiap angkatan harus membaca tanda-tanda pada zamannya sendiri : setiap zaman membawa pengadilan dan pemisahan.
Mengenali tanda-tanda zaman
Orang biasanya tidak mau ketinggalan, mau mengikuti zamannya. Tetapi sedikit saja yang menilai tanda-tanda zaman, sampai membedakan yang pokok dan perlu diperhitungkan, benar untuk diterima, salah untuk ditolak. Tanda zaman menunjuk pada adanya perubahan, yang bisa berarti kemungkinan baru, bila dikenali dan dihindari unsur-unsur perusak dan berbahaya. Zaman baru itu membawa unsur-unsur tercampur, dan kebaruan belum selalu berarti kemajuan. Orang yang tidak ingin berpikir kritis, tidak bisa membedakan unsur membangun dan unsur merusak pada yang baru itu : pokoknya hanya ingin diterima dunia, karena dianggap sesuai dengan apa yang mereka harapkan : konformisme tanpa pendirian pribadi. Mengenali tanda zaman perlu, untuk memberi arah baik dan benar pada zaman baru, yang sedang bergerak, mempengaruhi arah dunia. Umat Allah bertanggung jawab untuk memberi arah menuju Allah, hingga zaman menjadi jalan menuju Tuhan.
Berkah Dalem.