Hari Biasa, Minggu Biasa XXIX. “Pemberian Tuhan Tidak Untuk Disombongkan”

  • infokatolik
  • Sep 06, 2024

Hari Biasa, Minggu Biasa XXIX. “Pemberian Tuhan tidak untuk disombongkan”, Rabu, 23 Oktober 2019

PF St. Yohanes dari Capestrano, Imam

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Surat Paulus kepada Jemaat di Roma 6:12-18

Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 124:1-8
Pertolongan kita dalam nama Tuhan.

– Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, biarlah Israel berkata demikian – jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
– Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menembus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
– Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap, jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil

Mat 24:42a.44
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 12:39-48

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” Kata Petrus: “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?” Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan.

Yang banyak diberi akan banyak dituntut.

Kata-kata Yesus ini sudah benar dalam pepatah biasa, tetapi Yesus mempunyai maksud lebih dalam, kalau ini diterapkan pada pemberian Tuhan yang begitu limpah, yang nampaknya kurang kita sadari.

Pemberian Tuhan tidak untuk disombongkan.

Badan molek, wajah cantik itu sudah pemberian Tuhan : ada yang menyombongkannya, menyelewengkannya untuk berbuat dosa. Banyak pemberian Tuhan lainnya, seperti kekayaan, kuasa dan kedudukan, kesehatan dan usia panjang, kita anggap sudah “milik kita” dan kita gunakan tanpa memikir memperhitungkan tuntutan Tuhan bagi kesejahteraan sesama, pengabdian kepada masyarakat. Pikir orang : “Ini milikku, ini punyaku, boleh kupakai sekehendak-ku… orang lain peduli apa? Padahal tidak untuk diri manusia sendiri Tuhan memberi, tetapi Tuhan melimpahkan karunia dengan cuma-cuma : namun keistimewaan itu selalu untuk pelayanan, pembangunan Gereja, dunia, masyarakat, sesama. Tuhan memberi bakat : talenta banyak diandaikan menghasilkan bunga besar, kegunaan bagi sesama dan kehidupan. Kita masih bisa sampai pada rahmat setiap saat, ya segala sesuatu itu rahmat!

Menggunakan pemberian Tuhan dengan baik.

Orang Farisi menyombongkan diri karena perbuatan baiknya. Ia munafik, ditolak di mata Tuhan. Si pembea hanya mohon belas kasihan, si janda miskin memberikan uang dua peser, tetapi sudah seluruhnya dari kepapaan, kedosaan, kemiskinan : orang-orang ini dipuji. Kebanyakan kita tidak memperhitungkan lagi, bahwa setiap hari itu karunia! Kita menganggap biasa, punya dua mata yang dapat melihat, fisik kuat, badan sehat, indra dan ingatan lengkap, padahal tidak semua memiliki itu. Kita tidak bersyukur lagi, dengan rejeki sehari-hari, bakat-bakat kerja, pergaulan, studi, organisasi yang bermanfaat! Dan bagaimana mau menjumlah rahmat, yang berlimpah sejak kandungan ibu, setiap hari menantikan aku di sepanjang jalan hidupku? Dan masih lebih banyak lagi yang menunggu. Kalau kita mulai dengan bersyukur, kita mengambil sikap dasar yang benar, lalu mulai lebih menghargai, ada tanggung-jawab untuk menggunakan, memperhitungkan dengan teliti, hati-hati, mau menghasilkan bunga… sebesar-besarnya dari talenta, yang diserahkan kepada kita.

Berkah Dalem.

 

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *