Hari Biasa, Minggu Biasa XXVI. “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku”

  • infokatolik
  • Nov 19, 2023

Hari Biasa, Minggu Biasa XXVI. “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku”, Senin, 30 September 2019.

PW St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan I :

Pembacaan dari Nubuat Zakharia 8:1-8

Datanglah firman TUHAN semesta alam, bunyinya: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku berusaha untuk Sion dengan kegiatan yang besar dan dengan kehangatan amarah yang besar. Beginilah firman TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut Gunung Kudus. Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akan ada lagi kakek-kakek dan nenek-nenek duduk di jalan-jalan Yerusalem, masing-masing memegang tongkat karena lanjut usianya. Dan jalan-jalan kota itu akan penuh dengan anak laki-laki dan anak perempuan yang bermain-main di situ. Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kalau pada waktu itu sisa-sisa bangsa ini menganggap hal itu ajaib, apakah Aku akan menganggapnya ajaib? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, Aku menyelamatkan umat-Ku dari tempat terbitnya matahari sampai kepada tempat terbenamnya, dan Aku akan membawa mereka pulang, supaya mereka diam di tengah-tengah Yerusalem. Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka dalam kesetiaan dan kebenaran.”

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Refren: Tuhan sudah membangun Sion dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya.

Mazmur 102:16-18,19-21,29,22-23:

– Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama TUHAN, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu: bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.

– Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus. TUHAN memandang dari sorga ke bumi, untuk mendengar keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.

– Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu, supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem, apabila psrs bsngsa berkumpul bersama-sama dan kerajaan-kerajaan berhimpun untuk beribadah kepada TUHAN.

Bait Pengantar Injil:

Mrk 10:45
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Bacaan Injil:

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 9:46-50

Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.

Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”

Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan.

Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”

Renungan:

Bacaan Injil pada hari ini memperlihatkan pertengkaran yang terjadi di antara murid- murid Yesus; yang mempertentangkan tentang siapa yang terbesar di antara mereka? Terhadap pertentangan para murid yang memperebutkan tempat terkemuka itu, Yesus menempatkan seorang anak di samping-Nya, kemudiaan Dia menganjurkan penyambutan yang baik dan menyatakan bahwa yang terkecil adalah yang terbesar.
Para murid masih mengikuti paham umum di dunia, yaitu “mencari kebesaran, hubungan dengan orang orang besar di dunia, untuk mendapatkan tempat besar dan menjadi yang terbesar.” Bertentangan dengan itu Yesus menunjukkan yang terkecil dan menyatakan, bahwa di situ ada nilai yang amat besar tersembunyi. Kalau dalam nama Yesus orang menyambut anak kecil, ia menyambut Yesus sendiri, dan Dia yang mengutus Yesus. Yesus menyatukan diri dengan yang paling kecil di antara saudara-Nya dan perbuatan terhadap yang paling kecil dianggap dilakukan terhadap diri-Nya: nilainya menjadi seukuran Yesus sendiri. Di situ ada sumber keluhuran yang sejati: dengan menyambut yang terkecil atas nama Yesus, orang mengakui kehadiran Yesus. Semakin kecil yang disambut atas nama Yesus, semakin besar ganjarannya. Di sini “yang menganggap dirinya terkecil di antara kamu sekalian dialah yang terbesar.”
Paham dunia itu kita punyai, tetapi paham Yesus itu sulit sekali masuk dalam pikiran manusia. Manusia selalu membedakan “saya dan orang lain“, “kami dan mereka” dan “saya” serta “kami” menduduki tempat di central (pusat perhatian), dan lain-lain tak kami perhitungkan. Juga kalau orang mengusir setan demi nama Yesus, menurut pendapat rasul ia harus dicegah “karena ia bukan pengikut kita.”  Yesus, yang disebut nama-Nya, serta dipinjam kuasa-Nya, untuk mengusir setan itu, berpendapat lain. “Pengikut kita”; itu bukan sesuatu yang penting, tetapi nama Yesus, itulah yang menentukan. Sama-sama berpihak kepada Yesus, itu sudah cukup. Nama Yesus yang harus dimuliakan, bukan nama “pihak dan pengikut kita.” Kalau Yesus tak habis-habisnya mengajarkan hal ini kepada para murid, itu disebabkan karena Dia menganggap hal itu penting dan menegaskan, bahwa yang dimuliakan itu adalah Yesus dan Bapa yang mengutus-Nya.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *