Hari Biasa, Minggu Biasa XXXI. “Demikian juga Sukacita di Surga, karena Satu Orang Berdosa, yang Bertobat”

  • infokatolik
  • Sep 20, 2023

Hari Biasa, Minggu Biasa XXXI. “Demikian juga sukacita di surga, karena satu orang berdosa, yang bertobat”, Kamis, 7 November 2019

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Roma 14:7-12

Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.” Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.

Mzm 27:1.4.13-14
– Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
– Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, saatu inilah yang kuingini:
diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
– Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil

Matius 11:28
Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepada kalian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 15:1-10

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” “Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Demikian juga sukacita di surga, karena satu orang berdosa, yang bertobat.

Orang Farisi mempunyai gambaran hidup orang saleh, yang berkenan kepada Tuhan itu sebagai garis lurus, tidak ada naik-turunnya, sedangkan di mata Yesus para pemungut cukai dan pendosa masih diberi tempat juga.

Tuhan menerima orang-orang berdosa

Perbuatan ini sudah membuat orang Farisi bersungut-sungut. Seperti mereka sendiri, Tuhan diandaikan hanya berkenan pada orang yang baik-baik, di bidang hukum tanpa cacat, seperti mereka. Dengan “menerima orang-orang berdosa dan makan bersama mereka”, Yesus jelas menarik garis lain. Yang ditolak oleh mereka, dicari-cari dan diterima oleh Yesus dengan senang hati. Ini paham baru, yang tidak mereka mengerti : Tuhan tidak hanya menunjukkan kasihnya kepada orang yang setia, tetapi terhadap yang tidak setia pun Tuhan tetap setia, sebab Ia tidak dapat mengingkari dirinya sebagai Allah Penyayang dan penuh belas kasih. Dengan perumpamaan “domba yang hilang”. Yesus mau menekankan segi kemurahan dan pengampunan Allah ini. Yesus mampu dan mau mengangkat orang berdosa menjadi putera-puteri Allah juga.

Tuhan biasa membangkitkan orang berdosa dengan rahmat-Nya.

Seluruh karya penyelamatan itu karya kerahiman, menerima orang berdosa, membangkitkan jiwa mati, mengubah hati batu menjadi lembut dan peka terhadap sentuhan Tuhan. Kita semua orang berdosa, mulai dengan ditebus dari dosa, entah dosa pusaka yang dikuatkan lagi oleh dosa pribadi, entah jatuh bangun dalam hidup, atau bahkan terkungkung dalam dosa. Tidak ada orang bisa membebaskan diri dari dosa selain oleh bantuan rahmat Allah. Entah Farisi, entah pembea, entah yang disebut suci-suci, entah orang berdosa, kita semua pendosa di mata Tuhan, domba hilang, yang telah ditemukan oleh pencari-Nya. Yang tidak didugai oleh manusia yang percaya dan mengandalkan “jasa untuk menerima pahala”, yang tidak dimengerti oleh paham Farisi itu kebenaran, bahwa semua perahmatan itu cuma-cuma, dan dari pendosa besar, seperti Paulus, Magdalena, Agustinus, Ignatius dan sekian banyak lainnya di sepanjang sejarah, Tuhan dapat membentuk orang-orang suci pilihan. Kita lebih senang membenarkan diri sendiri, memuji dan mengagumi prestasi sendiri, daripada merendahkan mengakui kedosaan yang diampuni dan memuliakan kemurahan Tuhan, yang mengakibatkan “sukacita di surga, karena satu orang dosa yang bertobat.”

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *