Hari Biasa, Minggu Biasa XXXIII. “Tanda-tanda tidak kurang, tetapi orang menentang”

  • infokatolik
  • Sep 06, 2024

Hari Biasa, Minggu Biasa XXXIII. “Tanda-tanda tidak kurang, tetapi orang menentang”, Kamis, 21 November 2019
PW St. Maria Dipersembahkan kepada Allah

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Makabe yang Pertama 2:15-29

Kemudian para pegawai raja yang bertugas memaksa orang-orang Yahudi murtad datang ke kota Modein untuk menuntut pengorbanan. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Adapun Matatias serta anak-anaknya berhimpun pula. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias: “Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat saudara. Baiklah saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi penetapan raja, sebagaimana telah dilakukan semua bangsa, bahkan orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tertinggal di Yerusalem. Kalau demikian, niscaya saudara serta anak-anak saudara termasuk ke dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!” Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang: “Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi seri baginda dan masing-masing murtad dari ibadah nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah-perintah seri baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku terus hendak hidup menurut perjanjian nenek moyang kami. Semoga Tuhan mencegah bahwa kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan. Titah raja itu tidak dapat kami taati dan kami tidak dapat menyimpang dari ibadah kami baik ke kanan maupun ke kiri!” Matatias belum lagi selesai mengucapkan perkataan tadi maka seorang Yahudi sudah tampil ke muka di depan umum untuk mempersembahkan korban di atas perkorbanan di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya serta meluap-luaplah geramnya yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat perkorbanan itu. Petugas raja yang memaksakan korban itu dibunuhnya pula pada saat itu juga. Kemudian perkorbanan itu dirobohkannya. Serupalah kerajinannya untuk hukum Taurat itu dengan apa yang telah dilakukan dahulu oleh Pinehas kepada Zimri bin Salom. Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein: “Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya ia mengikuti aku!” Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya. Kemudian turunlah ke padang gurun banyak orang yang mencari kebenaran dan keadilan.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 50:1-2.5-6.14-15
Refr. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

– Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
– “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!”
Maka langit memberitakan keadilan-Nya; Allah sendirilah Hakim!
– Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku.”

Bait Pengantar Injil

Mzm 95:8ab
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 19:41-44

Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.”

Demikanlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

Tetapi hal itu tersembunyi bagi matamu

Di dalam drama Yunani orang terjerumus dalam jurang malapetaka, karena ia dibutakan oleh takdir. Orang Jawa menyerah kepada nasib “jangka”, yang telah diramalkan oleh pujangganya. Tuhan Yesus melihat suatu kesengajaan : orang tidak mau melihat tanda-tanda zaman.

Tanda-tanda tidak kurang, tetapi orang menentang

Yesus datang dan memberikan tanda-tanda banyak dan jelas tentang kedatangan-Nya sebagai Mesias. Ia selalu minta, agar orang percaya atas dasar pekerjaan-pekerjaan-Nya. Tetapi orang selalu masih menuntut, tidak puas-puasnya; tetap tidak percaya, karena Yesus sebagai Mesias tidak memenuhi harapan mereka, yang berlainan daripada rencana Tuhan dari kekal, dan kehendak Bapa. Pada suatu saat Yesus memutuskan, tidak lagi memberi tanda, dan meninggalkan mereka. Bukan Tuhan yang harus tunduk kepada manusia, tetapi sebaliknya manusia harus tunduk, mau mengenali tanda-tanda zaman, yang menunjuk pada kedatangan Tuhan. Dengan sengaja pemimpin buta menyesatkan bangsa yang dipimpinnya. Orang Farisi, orang Saduki, mereka sengaja tidak mau tahu, berdosa melawan Roh Kudus sendiri.

Yesus menangisi kebutaan kota Yerusalem

Yerusalem sengaja menutup mata, hingga saat kunjungan Tuhan terlewatkan : “hal itu tersembunyi bagi matamu”. Tangis sedih dibarengi dengan kata-kata haru menandai kunjungan Yesus yang akhir kali, berpuncak pada pengakhiran hidupnya nanti. Ia telah menabahkan hati, menatap saat kepergian-Nya di Yerusalem : hal ini telah dibicarakan dengan Elia dan Musa di Gunung Tabor, diberitahukan berulang-ulang kepada para rasul-Nya, yang tidak mau mengerti. Tetapi akhirnya bangsa Israel dan Yerusalem sendiri juga tidak mau mengetahui. Yesus datang dengan pertolongan, mau melindungi bangsa-Nya dari kebinasaan sebagai hukuman dosa membunuh Mesias, Sang Allah Manusia. Ia mengumpulkan mereka, sebelum bencana menimpa : mereka tidak mau! Yesus sendirian berangkat menuju penderitaan, dan bangsa untuk mana Ia datang melindungi, justru akan memusuhi dan membunuh-Nya, memenuhi pernyataan : “Yerusalem, yang membunuh para nabi”.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *