
Hari Biasa, Minggu Biasa XVI. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayan.” Kamis, 25 Juli 2019. Pesta St.Yakobus Rasul.
Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C.
Bacaan I
2Kor 4:7-15
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Mazmur 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7
Refren : Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
- Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
- Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
- Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Bait Pengantar Injil:
Yoh 15:16
Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 20:20-28
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Renungan Infokatolik.id
Dikisahkan dalam Injil hari ini bahwa Ibu Yakobus dan Yohanes beserta kedua anaknya itu datang dan bersujud di depan Yesus dan memohon agar kedua anaknya itu kelak boleh duduk bersama Yesus di dalam Kerajaan Surga, yang satu di sebelah kiri dan yang satunya lagi di sebelah kanan. Dan jawaban Yesus atas permintaan ibu itu adalah demikian, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.” Setelah mendengarkan penjelasan Yesus, kesepuluh murid yang lain lalu marah kepada kedua saudara mereka itu. Tetapi, Yesus menegur mereka untuk tidak marah. Lalu, Yesus menasihati mereka semua dengan mengatakan bahwa mereka harus mau melayani meskipun sudah jadi orang besar dan terkemuka.
Apa makna dari kisah ini yang dapat kita ambil untuk kehidupan kita?
Dalam peristiwa ini, Yakobus dan Yohanes serta ibunya meminta PENGISTIMEWAAN, diistimewakan, tetapi pada hakekatnya mereka tidak tahu apa yang mereka minta. Dalam hidup keseharian kita, kerapkali kita juga ingin minta “pengistimewaan”, baik itu kepada orang-tua, kepada teman, kepada guru, kepada pimpinan perusahaan, ataupun mungkin kepada romo dan lain sebagainya.
Mari sekarang kita pikirkan, apakah baik bahwa kita minta pengistimewaan itu, minta hak kita dinomorsatukan? Yesus menegur Yakobus dan Yohanes karena mereka tidak tahu apa yang mereka minta. Demikian juga kita kadang-kadang meminta ini dan itu, namun tanpa dipikirkan secara matang-matang apakah yang diminta itu sudah benar, sudah tepat, apa dan bagaimana konsekuensi dari permintaannya.
Yesus mengatakan bahwa kita semua harus mau melayani jika ingin menjadi orang bahkan sekalipun jika kita “sudah menjadi orang”, pun harus mau melayani. Sikap mau melayani ini menggambarkan orang tersebut bersikap rendah hati dan mengasihi. Sikap melayani dalam konteks nasihat Yesus dalam bacaan ini sebenarnya berkaitan dengan permintaan Yakobus dan Yohanes tadi yang ingin diistimewakan atau dinomorsatukan. Dengan kata lain, dengan mengatakan “melayani” Yesus bermaksud agar kita mendahului orang lain, lebih-lebih mereka yang sangat membutuhkan bantuan kita, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Di lingkungan masyarakat kita misalnya, jika ada orang yang kesulitan dalam hal sandang-pangan, perumahan, atau pendidikan, bantulah dia. Bantuan kepada orang-orang yang mengalami kesulitan itu sudah termasuk sikap mau melayani sesama, mendahulukan sesama. Ini juga yang dimaksudkan Yesus dengan pertanyaan, “Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Bahwa Cawan yang dimaksud bukanlah cawan yang akan kita minum dalam perjamuan pesta untuk merayakan kemenangan atau kekuasaan pemerintahan, tetapi cawan yang mengarahkan kita kepada “tanggung-jawab, pekerjaan yang berat, penuh resiko dan tantangan!”
Bahwa Yakobus dan Yohanes dalam kisah Injil ini menjawab “kami bisa”, adalah hal yang luar biasa, kita tidak tahu secara pasti apakah mereka sungguh-sungguh mengerti atas jawaban mereka atau memang mereka sudah terobsesi oleh ambisi mereka (mendapatkan posisi di kanan dan kiri), sehingga apapun syarat yang Yesus katakan mereka sanggup memenuhinya. Di zaman modern ini begitu banyak orang yang terobsesi untuk mendapatkan sesuatu sehingga mereka tidak lagi berpikir logika tantang syarat yang diajukan sanggup apa tidak memenuhinya.
Terlepas dari semua itu apakah mereka mengerti atau tidak, iman atau ambisi, tetapi Yesus menjelaskan bahwa duduk di sebelah kanan atau di kiri itu adalah urusan Bapa-Nya, Dia yang akan menyediakannya.
Tuhan, karuniakanlah kepadaku kerendahan hati, untuk mau melayani sesama dan yang membawa aku semakin mampu memuji keluhuran-Mu. Amin
Berkah Dalem
-Admin-