Kisah Nasruddin Hoja
Pada suatu hari, ketika Nasruddin bersekolah.
Di dalam kelas pak guru berkata : “Anak-anak hari ini kita akan belajar menggambar hewan.”
Semua anak bersorak gembira kecuali Nasruddin. “Waduh, aku lupa membawa perlengkapan menggambar, gawat….” kata Nasruddin dalam hati.
Setelah 2 jam menggambar, pak guru mulai mengumpulkan hasil menggambar semua anak. Tiba giliran Nasruddin, pak guru terkejut, karena kertas gambarnya Nasruddin masih terlihat kosong. “Nasruddin, kenapa kertas gambarnya masih kosong? Mana gambarmu?” tanya pak guru.
“Itu gambar rumput pak guru,” jawab Nasruddin seketika.
“Lho, mana gambar rumputnya?” tanya pak guru kebingungan.
“Sudah dimakan keledai pak.” jawab Nasruddin.
Pak guru makin bingung.
“Lalu keledainya mana?” tanya pak guru lagi.
“Keledainya sudah pergi pak, soalnya rumputnya sudah habis,” jelas Nasruddin selanjutnya.
Semua temannya tertawa : Ha Ha Ha….
Tidak ada anak yang nakal, yang ada hanya anak yang protes.
Anak-anak cenderung dianggap kurang mampu, tidak bisa melakukan hal-hal yang sulit, diremehkan dan dianggap belum mampu mengambil keputusan.
Karena itu, seseorang seringkali memarahi anak kecil karena kejadian yang kadang tidak sengaja dibuat anak tersebut.
Nah karena takut dimarahi, seorang anak cenderung melindungi diri.
Kelakuan Nasruddin kecil merupakan salah satu bentuk mempertahankan diri, dengan menggunakan imajinasi yang luar biasa dan kemampuan berkomunikasi yang baik, ia dapat terlepas dari hukuman gurunya.
Ketika seorang anak selalu dimarahi, mereka akan belajar menghindar sebagai proteksi diri, berlanjut mulai belajar berbohong, jadi ajarkan dan arahkan mereka untuk bertindak jujur dan HARGAILAH KEJUJURAN MEREKA.