Kerakusan
Ada cerita tentang seorang pria yang sangat rakus. Dia memiliki banyak uang, tapi selalu ingin memiliki lebih banyak lagi. Terdorong oleh ketakutannya bahwa suatu hari nanti seorang pencuri akan datang mencuri semua. Pria itu membangun tempat penyimpanan yang aman dari pencuri di loteng rumahnya. Pintu tempat penyimpanan itu dibuat dari besi dan sangat tersembunyi, sehingga orang tidak bisa melihatnya di dinding.
Hal yang paling diinginkan oleh pria itu ialah memasukkan lebih banyak lagi emas ke dalam tempat penyimpanan itu, lalu masuk ke sana dan membiarkan uang mengalir dari jari-jarinya seperti air.
Suatu hari, dia memenangkan uang dalam jumlah yang besar dari suatu undian. Dia sangat senang dan membawa uang itu masuk ke dalam tempat penyimpanan dengan terburu-buru sehingga dia lupa mengambil kunci yang tetap melekat di daun pintu sebelah luar. Padahal pintu itu selalu tertutup secara otomatis, dan kali ini pun demikian, dan kunci masih berada di daun pintu sebelah luar.
Setelah bersenang-senang dengan uangnya, pria itu ingin keluar namun tidak bisa. Dia menjerit dan berteriak minta tolong tapi suaranya tidak terdengar di luar.
Selama berhari-hari keluarganya mencari dia, begitu juga polisi. Akhirnya, mereka menemukan tukang kunci yang dahulu membuat tempat penyimpanan itu, dan dia mengatakan bahwa ada kunci pegas yang secara otomatis menutup pintu itu, dan pasti kuncinya masih tertancap di luar.
Mereka membuka tempat penyimpanan uang itu menemukan orang pelit itu sudah mati dengan tangan memeluk uangnya.
***
Tradisi puasa yang selama ini kita kenal dalam masa pra paskah yang dimulai dengan Rabu Abu dengan ditandai penerimaan abu, sudah dikenal dalam tradisi Kitab Yoel. Dijelaskan dengan menarik bahwa nilai puasa yang benar mengarah pada pertobatan bukan sekedar melakukan perbuatan-perbuatan lahiriah. Puasa sejati berarti kita diajak untuk mengoyakkan hati kita; artinya membangun sikap batin dengan meninggalkan hal-hal yang buruk dalam hati dan yang terungkap dalam perbuatan.
Pertobatan sebagai proses untuk mencapai kesempurnaan hidup kristiani dalam Injil dijelaskan dengan menarik karena manusia diajak kembali ke kesejatian kita sebagai citra Allah yaitu beramal, berdoa dan berpuasa. Yesus menegaskan bahwa bertobat pertama-tama menjadi manusia yang peduli tanpa pamrih dengan mengedepankan kasih (beramal) dengan tulus dan ikhlas sebagai cara mengembalikan relasi sosial yang benar. Karena iri hati, serakah, dan culas maka sesama manusia kerap kali saling menindas. Dengan beramal tanpa pamrih kita diajak untuk peduli dan berbagi guna melawan keserakahan.
renungan renungan harian lainnya dapat dibaca sejenak eling