Mencari Agama Yang Gampang

  • infokatolik
  • Aug 17, 2024

 

Sastra Yahudi menceritakan kepada kita tentang seorang pembuat sabun dan seorang Rabbi. Suatu hari pembuat sabun mendatangi Rabbi itu dan berkata, “Saya sudah bosan dengan agama Yahudi. Dahulu kamu memberi tahu saya, bahwa tujuan agama adalah untuk membawa perdamaian, keadilan, dan kebaikan hati ke dalam dunia. Tetapi agama justru tidak membawa hal-hal tersebut.”

Rabbi itu dengan tenang dan sabar menanggapi dan mengundang pembuat sabun untuk berjalan-jalan bersamanya. Di taman mereka melewati sekelompok anak yang sedang bermain. “Mengamati anak-anak itu, kamu akan mengambil kesimpulan bahwa sabun tidak berguna,” komentar rabbi itu.

Pembuat sabun memprotes, “Tidak benar itu, sabun tidak akan pernah berguna, jika tidak digunakan.”

“Kalau begitu sama dengan agama,” balas rabbi itu. “Agama juga hanya bernilai kalau ajaran dan prinsip-prinsipnya diterapkan dalam hidup.”

***

Seringkali kita dalam hidup ini mengharapkan sesuatu yang serba mudah, serba menyenangkan, juga selalu yang menguntungkan, sesuatu yang bisa mudah kita dapatkan, dan berharap segala sesuatu yang kita inginkan dapat kita capai dengan mudah. Itulah kodrat dan sifat manusia, serba ingin gampangnya saja. Ketika menghadapi sebuah kenyataan yang sulit, terbentur aturan yang dianggap keras, manusia kemudian bersungut-sungut, banyak diantaranya kemudian menghindar pergi.
Ketika Yesus menyatakan diri-Nya sebagai “Roti Hidup” yang turun dari surga dan para murid harus memakannya, banyak dari murid-murid itu yang kemudian pergi mengundurkan diri karena perkataan Yesus sebagai sesuatu yang keras. Mereka beranggapan; tidak mampu untuk melakukan tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh Yesus.

Pada masa sekarang, sering kita juga menjumpai banyak orang yang akhirnya mengundurkan diri dari jemaat gereja. Beberapa di antara mereka mengungkapkan beberapa alasan; salah satunya alasan mengundurkan diri dari jemaat gereja karena menganggap gereja adalah sebuah organisasi yang kaku, banyak aturan yang mengekang, dan sulit mengikuti kemauan orang, disamping alasan klasik seperti kotbah pastur yang tidak menarik, jemaat yang tidak ramah, dan lain sebagainya. Itu adalah sebuah kenyataan yang kita bisa rasakan dalam komunitas gereja kita sendiri.

Dalam bacaan Injil pada hari ini dari Yohanes 6:60-69, Yesus mengatakan, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Menjadi pengikut Kristus adalah sebuah panggilan dari Allah dan bukan sekedar keinginan dan kehendak manusia, maka dorongan batin kita semestinya bukanlah sekedar terarah demi kepuasan manusiawi, melainkan kita harus siap dengan tuntutan yang dicanangkan oleh Allah sendiri. Yesus sendiri sudah menunjukkan karena cinta-Nya kepada kita, Ia rela wafat bagi kita di kayu salib, ketika kita bersungut-sungut kemudian pergi meninggalkan-Nya adalah wajar ketika Yesus kemudian bertanya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *