Suatu hari, saya berdiri di sisi sebuah gundukan tanah yang merupakan sarang semut, dan memperhatikan kegiatan mereka. Setiap semut di situ, tampak sedang bergerak ke sana kemari. Setiap semut tampak mengetahui tujuannya dan jelas bahwa, setiap semut sedang sibuk dengan sesuatu, mengerjakan sesuatu.
Banyak orang menghubungkan semut dengan kesantaian atau gaya hidup enak-enakan. Masing-masing semut memiliki pekerjaan sendiri dan mengetahui apa yang harus dilakukannya. Saya ingin tahu, siapa yang memimpin mereka. Saya dengar, mereka mempunyai ratu sama seperti lebah. Saya melihat beberapa ekor semut sedang membawa telur, memindahkan telur itu ke tempat lain; beberapa ekor lainnya sedang membawa sejumlah kecil makanan, beberapa lainnya adalah serdadu yang mengawal semut-semut itu.
Ya Tuhan… mereka pasti memiliki suatu pemerintahan. Maka saya pun heran tentang bagaimana mereka berkomunikasi, bagaimana mereka berbicara… jika tidak, bagaimana mereka bisa menjadi begitu terorganisir? Saya ingin tahu, bagaimana saya bisa mengetahui semua ini..
Saya sampai pada kesimpulan bahwa hanya ada satu jalan untuk mengetahuinya, yakni turun ke tingkat mereka jika mungkin dengan menjadi seekor semut…
Tuhan ingin mengetahui kehidupan di bumi, karena itulah Dia menjadi seorang manusia…
***
Sangat sulit dijelaskan dan tidak dapat diterangkan dengan akal, ketika kita mau menjelaskan peristiwa “Allah menjelma menjadi manusia”, atau disebut inkarnasi. Apalagi kalau ditambah penjelasan maksud dan tujuan dari inkarnasi itu adalah untuk menebus dosa manusia, semakin tidak masuk akal manusia.
Bahwa melalui inkarnasi itu, Allah mau berdamai kembali dengan manusia supaya umat manusia bisa berdamai kembali dengan Allah dan saling berdamai antara satu sama lain. Dengan inkarnasi itu Allah mendamaikan diriNya dengan manusia sehingga tercipta Damai, tenteram dan utuh. Demikianlah salah satu bukti kasih Allah kepada umat manusia.
Penjelmaan Allah menjadi manusia dalam wujud Yesus itu adalah 100% manusia. Dia yang adalah Yesus Kristus, merasakan apa yang dirasakan oleh layaknya manusia. Ia merasakan haus, lapar, menangis, marah dan lain sebagainya tetapi hal itu tidak membuatnya kehilangan kemuliaanNya sebagai Anak Allah dan Dia tidak berdosa.
Tidak ada manusia satupun yang dapat melihat Allah secara fisik. Hanya melalui Yesuslah Allah menyatakan diriNya. Allah membuat dirinya dikenal secara fisik melalui Yesus (Firman telah menjadi manusia).
Yesus sebagai wujud nyata Allah dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan dapat disentuh secara fisik. Allah telah nyata dalam wujud Yesus Kristus.
Demikian juga murid-murid Yesus yang telah bersaksi akan kemuliaanNya yaitu bahwa mereka telah melihat kemuliaan yang diberikan Allah kepada Yesus sebagai “Anak tunggal Bapa” yang memberikan nyawa-Nya bagi umat manusia sebagai Juruselamat yang hidup. Kita juga dapat melihat bahwa dengan kehadiran Yesus juga telah menyatakan Allah didalam diriNya. Allah menjadi nyata melalui Yesus Kristus. Dilihat dari kehendakNya, kasihNya dan perbuatanNya yang mencerminkan wujud Allah. Bahwa kehadiran Yesus di dunia ini untuk mengajarkan cinta kasih kepada umat manusia, sebagai wujud kasih Allah.
***
Suatu ketika seorang teman bertanya, “Nah.. kalau begitu, mengapa ya banyak orang tidak percaya, tidak mengenal, tidak menyadari dan tidak memahami kalau Yesus itu sungguh-sungguh Allah, yang menjelma menjadi manusia?”
Ya jawabannya sederhana, itu berarti penyamaran Allah sebagai manusia dalam wujud Yesus Kristus itu begitu sempurna, sampai-sampai orang tidak mengetahuinya, apalagi kalau mereka hanya melihatnya dari kacamata akal dan logika manusia belaka.
Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling