Menyambut Kelahiran Baru

  • infokatolik
  • Aug 17, 2024

Seorang pengusaha kaya di sebuah kota memasang pengumuman di seluruh sudut kota. Pengumuman itu berbunyi bahwa jika ada orang yang punya hutang di kota itu, datang ke kantor pengusaha tersebut pada hari yang ditentukan antara jam sembilan sampai dua belas siang, maka pengusaha itu akan membayar hutang orang itu.

Wajarlah jika janji sedemikian itu menjadi buah bibir di kota itu. Hanya sedikit orang yang mempercayai hal itu. Mereka menduga pasti ada jebakan yang dipasang.

Hari itupun tiba. Pengusaha itu duduk di kantornya pada jam sembilan. Pada jam sepuluh tidak ada seorang pun yang datang. Pada jam sebelas seorang pria tampak berjalan mondar-mandir di luar, lalu melirik sekali-sekali pada pintu kantor itu. Akhirnya, dia memberanikan diri membuka pintu itu memasukkan kepalanya ke dalam, dan bertanya, “Apakah benar Anda mau membayar hutang orang yang datang?”

“Benar”, kata orang kaya itu. “Apakah kamu punya hutang?” lanjutnya.

“Tentu punya,” jawab orang itu.

“Apakah kamu punya bukti rekening atau surat untuk membuktikannya?”

Orang itu mengeluarkan beberapa surat dan pengusaha itu menuliskan sejumlah uang pada cek untuk membayar hutang itu. Sebelum jam duabelas ada orang lain datang, dan juga mendapat pembayaran hutang mereka.

Orang-orang di luar tidak bisa mempercayai hal ini.. tetapi tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk meminta agar hutang mereka dibayar.

Jika orang sudah tidak lagi mempercayai lagi kebaikan orang lain, bagaimana mereka bisa mempercayai kebaikan Tuhan?..

***

Ada seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata, “Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimana mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Nikodemus adalah seorang Farisi. Orang Farisi adalah pengikut mahzab yang paling keras di dalam Yudaisme. Nikodemus, dia bukan saja seorang Farisi tetapi seorang pemimpin orang-orang Yahudi, itu berarti dia adalah seorang pemimpin dari orang Farisi itu sendiri. Dia adalah salah satu anggota majelis Sanhedrin yang merupakan Mahkamah Agama di zaman itu. Artinya, dia merupakan orang yang berkedudukan sangat tinggi, sangat religius, sangat bermoral, seorang yang terpelajar dan terdidik.

Para Pemimpin Yahudi termasuk orang-orang Farisi, mereka semua menyaksikan hal yang sama dan mendengarkan hal yang sama tentang Yesus, tetapi hanya Nikodemus yang datang kepada Yesus. Mengapa sedikit orang yang mau datang kepada Yesus? Mengapa satu orang ini mau malam-malam datang kepada Yesus? Inilah pekerjaan Allah di dalam hati seseorang. Pekerjaan yang tersembunyi dan rahasia, yang tidak kelihatan. Namun memang hanya sedikit orang yang mau menanggapi panggilan itu.

Dalam perjalanan kehidupan, apalagi bagi mereka yang sekian lama melayani Tuhan, bisa kita lihat ada orang yang seperti itu, walaupun sedikit. Mereka jauh lebih sensitif, sangat peka kepada suara Allah. Mereka mendengarkan sesuatu dan hati mereka menjadi gelisah. Kegelisahan itu bisa membuat mereka tidak bisa tidur. Padahal, orang yang lain meskipun melihat dan mendengarkan hal yang sama tetapi tidak ada respon dari hati mereka. Hati Nikodemus tidak tenang sampai dia berbuat sesuatu, datang kepada Yesus. Mungkin diantara kita pernah dikuasai perasaan sedemikian. Hati penuh kegelisahan, ada suatu dorongan besar di hati. Suara Allah sudah berbicara terus sampai kita mau berbuat sesuatu. Nikodemus seolah-olah didorong oleh suatu kekuatan, untuk meraih kelahiran yang baru.

Kelahiran baru pada dasarnya adalah sepenuhnya baru. Ini berarti kita sepenuhnya meninggalkan kehidupan di dalam daging. Hidup di dalam daging atau dosa, adalah seperti kanker. Pasti kita akan melakukan segala sesuatu, segala cara yang bisa kita lakukan untuk mematikan kanker itu dan memastikan sel kanker itu tidak kembali lagi. Walaupun hanya tersisa sedikit sel kanker, kalau tidak dimatikan 100%, tetap akan kembali lagi. Sekalipun sudah sembuh total, maka kita pasti akan melakukan segala sesuatu supaya selnya tidak kembali.

Itulah yang harus terjadi. Rasa muak dan benci pada dosa seperti pada sel kanker, itulah yang akan membawa seseorang kepada kelahiran kembali.

Siapkah kita untuk hadir meraih kelahiran baru?

Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *