Minggu Adven II, “Kesal dan Serba Salah”

  • infokatolik
  • Jan 16, 2025

Bacaan Liturgi, Minggu Adven II, “Kesal dan Serba Salah”, Jumat, 13 Desember 2019
PW St. Lusia, Perawan dan Martir

Bacaan Pertama

Yesaya 48:17-19

Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 1:1-6
Refr. Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan, akan mempunyai terang hidup.

– Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
– Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
– Bukan demikian orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, orang berdosa tidak akan betah dalam perkumpulan orang benar; sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 11:16-19

Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

“Dasar anak tidak tahu diuntung, dasar anak kurang ajar! Anak siapa sih kamu? Ajarin dong Pah, anakmu itu, susah banget dikasih taunya!?…” Kata-kata itu kadang kita dengar ketika seorang ibu memarahi seorang anaknya dalam masyarakat kita. “Mamah bawel, Papah nggak ngerti sih..Papah Mamah kuno…” itu sebagian jawaban anak di zaman sekarang.
Sulitnya mendidik anak zaman sekarang, menjadi kendala orang-tua dalam mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Perbedaan karakter yang disebabkan perubahan zaman, menjadi salah satu alasan perubahan sikap dan karakter anak, yang secara sederhana kita menyebutnya berbeda generasi. Para pakar menggolongkan dan memberi istilah untuk anak-anak zaman sekarang sebagai generasi milineal dan generasi alpha.
Kekesalan hati dan diungkapkan dengan kemarahan, sebenarnya merupakan ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya sekaligus “kebingungan” dalam menghadapi sikap anak-anak.

Kekesalan hati, juga dialami dan diungkapkan Yesus kepada orang Yahudi. Mengapa, ini disebabkan sikap orang Yahudi, yang tidak mau menanggapi ajakan Tuhan, yang mau menyelamatkan, Allah menjadi serba salah.

Keberadaan Yohanes Pembaptis dicela, dan kedatangan Yesus dituduh salah. “Yohanes datang, ia tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata : Ia kerasukan setan” (ay.18). Ia terlalu keras, ia terlalu tegas, ia terlalu kuat berpegang pada prinsip! Tuntutannya pertobatan, sangsinya ancaman api neraka. “Itu tidak manusiawi”, kata orang zaman sekarang.
Lalu Yesus, “Sang Putera Allah” datang. Ia makan dan minum, dan mereka berkata, “Lihatlah Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut bea cukai, orang berdosa.” Ia mengendurkan peraturan, menuruti kelemahan orang. Ia tidak mempertahankan ketegasan seperti dulu, kebiasaan tertib, keras sesuai aturan. “Ia terlalu manusiawi, mau menyenangkan orang”, itu celaan di masa sekarang!

Problem ini problem sesudah Konsili Vatikan II. Mana yang benar??

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *