Minggu Biasa II, Hari Biasa, “Iri Hati penyebab Keinginan untuk Membunuh”

  • infokatolik
  • Nov 17, 2024

Kalender Liturgi, Minggu Biasa II, Hari Biasa, “Iri Hati penyebab Keinginan untuk Membunuh,” Kamis, 23 Januari 2020
Hari keenam Pekan Doa Sedunia.

Bacaan I

1Sam 18:6-9;19:1-7

Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul, sangat suka kepada Daud, sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud: “Ayahku Saul berikhtiar untuk membunuh engkau; oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan berdiri di sisi ayahku di padang tempatmu itu. Maka aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu; aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu.” Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya: “Janganlah raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Ia telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan TUHAN telah memberikan kemenangan yang besar kepada seluruh Israel. Engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?” Saul mendengarkan perkataan Yonatan dan Saul bersumpah: “Demi TUHAN yang hidup, ia tidak akan dibunuh.” Lalu Yonatan memanggil Daud dan Yonatan memberitahukan kepadanya segala perkataan itu. Yonatan membawa Daud kepada Saul dan ia bekerja padanya seperti dahulu.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Kepada Allah aku percaya dan tidak takut.

Mzm 56:2-3.9-10a.10b-11.12-13
– Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang menyerbu aku dari tempat tinggi.
– Tuhan, Engkau tahu akan sengsaraku, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaucatat? Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru.
– Aku yakin, bahwa Allah berpihak kepadaku. Kepada Allah yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan yang sabda-Nya kujunjung tinggi. *kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku? Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi, dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil

2Tim 1:10
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 3:7-12

Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

Mohandas Karamchand Gandhi atau lebih dikenal dengan nama Mahatma Gandhi, dikenal sebagai bapak pembebasan India. Ia merupakan tokoh yang menentang kolonialisme Inggris di India. Dalam perjuangannya mengusir Inggris dari India, dia menggunakan perlawanan tanpa kekerasan. Perjuangan Gandhi didukung rakyat banyak.
Kisah awal terbunuhnya Mahatma Gandhi adalah disaat Inggris melakukan politik pecah belah di India dengan menyatakan bahwa India harus menjadi 2 negara yang berbeda yaitu Hindu dan Islam. Niat Inggris untuk memecah belah India berhasil dengan baik, sehingga terjadi pertumpahan darah antara Islam dan Hindu. Mahatma Gandhi pun berupaya untuk menyatukan Hindu dan Islam menjadi bangsa yang satu yaitu India.
Visi Gandhi tentang India merdeka dan untuk menyatukan India yang didasarkan pada pluralisme agama ditantang pada awal 1940-an oleh nasionalisme Muslim baru yang menuntut tanah air Muslim terpisah yang diukir dari India. Keinginan Gandhi ini juga ditentang oleh Hindu garis keras. Mereka menganggap Gandhi terlalu akomodatif. Di antara mereka adalah Nathuram Godse, seorang nasionalis Hindu, yang membunuh Gandhi pada 30 Januari 1948 dengan menembakkan tiga peluru ke dadanya, Mahatma Gandhi dibunuh di halaman Birla House saat sedang berdoa.
Kebesaran dan daya tarik Mahatma Gandhi pertama-tama karena kecakapannya dalam mengorganisir massa untuk mencapai kemerdekaan India yaitu dengan gerakan perlawanan tanpa kekerasan. Gerakan Gandhi yang menjadi perhatian dunia, menyebabkan pihak Inggris berusaha untuk menyingkirkannya, tetapi Gandhi terus berjuang untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan India.

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang Yesus dan para muridnya yang harus menyingkir dari pemimpin bangsa Yahudi yang ingin membunuh-Nya, dan juga dari kerumunan banyak orang yang ingin menjamahnya supaya mereka yang sakit dapat disembuhkan. Yesus didatangi dan diikuti banyak orang dari mana-mana. Yesus tahu bahwa kebanyakan dari mereka butuh pertolongan dari-Nya karena sakit. Tetapi Yesus tetap menguasai situasi, membatasi yang tidak Ia inginkan.

Selama orang-orang dapat mengharapkan pertolongan, mereka datang.

Kabar bahwa Yesus mengajar dengan kuasa, berbuat baik, menyembuhkan orang, melakukan mukjizat, itu semua menarik dan menjadi daya tarik bagi banyak orang. Untuk itu orang mau menempuh perjalanan jauh dari mana-mana datang dengan berdesak-desakan. Yesus harus menemukan cara menghadapi mereka, yaitu : dengan menggunakan perahu, sedikit menjauh, agar ia bebas dari himpitan orang banyak yang berjejal-jejalan mau menyentuh Dia, karena Ia menyembuhkan banyak orang. Ia melayani, tetapi juga menjaga keterlibatan teratur dan pembebasan diri. Yesus tidak pernah tenggelam dalam luapan massa, hanyut dibawa oleh arus kejadian. Ia tahu jiwa orang banyak, yang berebutan minta bantuan. Ia tetap menguasai mereka, membiarkan mereka mendekat, tetapi Ia tidak menyerahkan diri kepada kemauan orang banyak.
Reaksi roh jahat dihadapi dengan kuasa

Roh jahat tidak bertahan di hadapan Yesus; mereka merebahkan diri, mengakui kekalahan dan berteriak, “Engkau ini Anak Allah.” Pernyataan ini dibungkam, karena ini ini bukan penemuan atau pengakuan iman seperti pada manusia. Ini jeritan kesakitan, karena setan menghadapi musuh yang lebih dahsyat dan merasa kerajaannya terdesak. Dengan pernyataan ini setan tidak bermaksud membawa pada pengakuan yang benar, tetapi menyebarkan rasa takut, anggapan sesat, harapan keliru yang bukan-bukan, terhadap Mesias, berlainan sekali dari citra Mesias, seperti dilihat dan dengan nyata dihayati oleh Yesus, menurut kehendak Bapa. Bukan gambar Yesus menurut kesan setan, gambaran Mesias yang ditampilkan oleh reaksi setan, yang harus diakui, tetapi Mesias “Yang memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa yang tidak berbantah dan tidak berteriak, sampai ia menjadikan hukum itu menang. Pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *