Minggu Biasa III, Hari Biasa, “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”

  • infokatolik
  • Sep 14, 2024

 

Kalender Liturgi, Minggu Biasa III, Hari Biasa, “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Selasa, 28 Januari 2020
PW St. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan I

2Sam 6:12b-15.17-19

Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: “TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu.” Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita. Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala. Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN. Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN semesta alam. Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhanlah raja kemuliaan.

Mzm 24:7.8.9.10
– Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
– Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan, yang perkasa dalam peperangan!
– Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
– Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bait Pengantar Injil

Mat 11:25
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 3:31-35

Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka: “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan.

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang kedatangan ibu dan saudara saudari Yesus, yang datang mengunjungi Yesus yang sedang mengajar. Ketika dilihatnya ibu dan saudara-saudara-Nya datang, orang yang duduk berkata kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan mereka berusaha menemui Engkau.” Tetapi jawaban Yesus kepada mereka di luar dugaan, “Siapa ibuKu dan siapa saudara-saudaraKu?” Bagi Yesus; saudara yang menunggu di luar, yang berusaha menemui Dia, tidak begitu penting bagi-Nya. Mereka itu adalah saudara-saudara dari Nazaret, dari kaum kerabat-Nya. Mereka adalah ibu dan saudara-saudara dari keluarga-Nya, betapa pun Yesus sebagai manusia mengakui hubungan berdasarkan keluarga, Ia tidak menolak dan tentu Ia menjunjung tinggi ibu-Nya, namun sebagai Penyelamat Dunia; Ia harus menyatakan, bahwa ikatan ini bukan yang menentukan. Kedudukan ini tidak menjamin sesuatu ikatan istimewa, di jalan keselamatan ibu, sanak saudara belum dibedakan dari orang-orang yang duduk disekeliling-Nya. Ia melihat-lihat di antara mereka, karena mungkin di antara mereka ada yang lebih tepat menyandang sebutan saudara-saudari Yesus, dipandang dalam hubungan dengan Bapa.

Persaudaraan Yesus tidak didasarkan pada darah dan daging, yang akhirnya akan terbatas sekali, juga tidak pada keturunan sama dari suatu bangsa, melainkan hanya atas dasar kesetiaan pada kehendak Allah, Bapa kita semua.

Ikatan saudara dengan Yesus ditentukan oleh kesetiaan pada kehendak Bapa

Bagi beberapa orang merasa bangga, bisa menjalin persaudaraan karena pernikahan dengan keluarga bangsawan, pejabat tinggi? Hartawan juga bisa menambah kedudukan! Betapa mesranya dan bahagianya diakui “masih saudara” oleh orang yang terpandang di mata kita. Yesus mengarahkan mata kita pada kebangsawanan sejati yang dari Bapa. Di situ jalannya bukan lewat darah dan keturunan, tetapi inilah sesuatu yang bisa diusahakan. Orang dapat menjadi saudara-saudari Yesus dengan berbagi semangat dan jiwa dengan-Nya, dengan mengenakan Roh-Nya, yang mengarahkan langkah-langkah pada pelaksanaan kehendak Bapa. Perbuatan lebih berarti daripada kata-kata mesra, kesatuan Roh dalam ikatan cinta dengan Bapa, lebih menentukan daripada suara darah dan daging, yang belum mengangkat jiwa manusia. Siapa melakukan kehendak Bapa, itulah anak Allah, saudara Yesus Sang Putera.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *