Minggu Biasa IV, Hari Biasa, “Kematian Kebebasan”

  • infokatolik
  • Nov 17, 2024

Kalender Liturgi, Minggu Biasa IV, Hari Biasa, “Kematian Kebebasan”, Jumat, 7 Februari 2020

Bacaan I

Sir 47:2-11

Seperti lemak dipungut dari korban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel. Singa-singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan belaka, dan beruang-beruang seakan-akan hanya anak domba saja. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa serta mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kebanggaan Goliat? Sebab berserulah ia kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, sehingga Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ditinggikannya. Maka dari itu ia dimuliakan karena “laksaan”, dan dipuji-puji oleh karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota yang mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh di kelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata yang luhur menghormati Yang Kudus, Yang Mahatinggi. la bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengasihi Penciptanya. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dan memperindah lagu-lagunya dengan bunyinya. Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna. Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalun-talun di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Iapun memberinya perjanjian kerajaan, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Mulialah Allah, penyelamatku.

Mzm 18:31.47.50.51
– Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
– Tuhan itu hidup! Terpujilah gunung batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
– Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil

Refr. Alleluya, Alleluya

Luk 8:15
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 6:14-29

Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.

Renungan.

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang raja Herodes yang bimbang untuk mengambil keputusan atas permintaan dari anak Herodias yang ingin mendapatkan hadiah kepala Yohanes Pembaptis. Raja Herodes ini adalah Herodes anak dari Herodes Agung yang membunuh kanak-kanak pada saat Yesus kecil, dan Herodes yang sama dalam proses pengadilan Yesus.

Dia adalah orang yang hatinya terombang-ambing, ragu-ragu. Dia menyukai Yohanes, tetapi niat baiknya tidak berani membayar resikonya, itu sama saja sebagai orang munafik. Orang yang tidak tegas seperti Herodes, juga masih bisa tertarik kepada yang baik, dalam hal ini Yohanes Pembaptis. Tetapi ia karena diperdaya oleh istrinya sendiri, yaitu Herodias pada akhirnya dia harus membunuh Yohanes. Ia adalah seorang yang dikuasai perasaan sesaat dan nafsu, namun tidak punya pendirian. Ia ingin berbuat baik namun tidak berani mengambil resikonya.

“Jalan ke neraka itu dilapisi dengan keinginan-keinginan baik,” kata orang. Keinginan baik digunakan untuk menutupi ketidakperdayaan memberi arah dan ketegasan kepada hidup. Satu sisi Herodes ingin mendengarkan Yohanes, karena ia orang yang benar dan suci. Masih ada suara yang bergetar dihatinya, ia kemudian merasa terombang-ambing antara niat baik dan buruk. Masalahnya ia tidak segera mengambil keputusan, ia lemah dan tidak bebas. Tidak bebas karena dikuasai oleh Herodias yang akhirnya menang. Tidak bebas karena nafsunya terhadap perempuan ini membelenggu dia. Sebenarnya dia bisa saja melakukannya, tetapi dia tidak bisa memutuskan, sulit mengambil keputusan hanya sekedar ingin.
Orang berkata “mau bebas” itu membebaskan diri dari ikatan hidup menurut Hukum Tuhan dan martabat manusia, masuk jalan belenggu maut.

Herodes pada saat itu hanya berharap dapat bersenang-senang sedikit dengan mengajukan pertanyaan, tentu hanya iseng saja. Tetapi Yesus juga tidak menjawab apa-apa. Budi manusia terbelenggu ini hanya berpikir-pikir yang sejalan dengan keinginan nafsu, yaitu : hiburan, senang, pengisi waktu. Sesuatu yang bermutu dan menyangkut masalah hidup, martabat manusia apalagi moral, tak terlintas pada manusia terbelenggu nafsu ini.
Suatu keadaan yang sebetulnya menjijikan dan mengerikan, bahwa manusia dapat merendahkan hidupnya menjadi seonggokan daging yang mencari umpan. Segala tenaga berpikir, bertindak, sudah tidak ada, karena terserap oleh nafsu daging yang menghabiskan segalanya, melumpuhkan hidupnya, hanya tinggal kekalahan bertubi-tubi dan kebinasaan pada akhirnya. Begitulah yang dialami oleh Herodes.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *