Minggu Biasa IV, Hari Biasa, “Seorang Nabi Dihormati Di mana-mana Kecuali Di tempat Asalnya Sendiri”

  • infokatolik
  • Jan 20, 2025

Kalender Liturgi, Minggu Biasa IV, Hari Biasa, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri”, Rabu, 5 Februari 2020
PW St. Agata, Perawan dan Martir

Bacaan I

2Sam 24:2.9-17

Lalu berkatalah raja kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia: “Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka.” Lalu Yoab memberitahukan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu orang perangnya yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat, lalu berkatalah Daud kepada TUHAN: “Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, TUHAN, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.” Setelah Daud bangun dari pada waktu pagi, datanglah firman TUHAN kepada nabi Gad, pelihat Daud, demikian: “Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah firman TUHAN: tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu dari padanya, maka Aku akan melakukannya kepadamu.” Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata kepadanya: “Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, sedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah tiga hari penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku.” Lalu berkatalah Daud kepada Gad: “Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.” Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan, maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu, lalu Ia berfirman kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu: “Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu.” Pada waktu itu malaikat TUHAN itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Dan berkatalah Daud kepada TUHAN, ketika dilihatnya malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, demikian: “Sesungguhnya, aku telah berdosa, dan aku telah membuat kesalahan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.

Mzm 32:1-2.5.6.7
– Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, yang dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
– Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata “Aku akan menghadap Tuhan.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
– Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi, ia tidak akan terlanda.
– Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 6:1-6

Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

Bacaan Injil pada hari ini menceritakan tentang Yesus yang kembali ke kampung halaman-Nya bersama dengan para murid-Nya. Di kampungnya itu, di tempat asal-Nya, Yesus mulai mengajar di rumah-rumah ibadat dan banyak melakukan mukjizat-mukjizat. Namun apa yang dilakukan Yesus di kampung halaman-Nya itu dipandang sepele oleh orang-orang sekampung-Nya, Yesus tidak dianggap. Karena orang-orang sekampung-Nya mengetahui asal-usulNya dan juga pekerjaan keluarga-Nya sehari-hari. Yesus di kampung-Nya ditolak, kendati Dia sudah banyak memberikan hikmah dan mukjizat-mukjizat. Semua yang dilakukan Yesus tidak bernilai dan tidak dianggap oleh mereka. Hal ini membuat Yesus heran atas ketidakpercayaan mereka, sehingga Dia sampai mengatakan kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”

Pengalaman Yesus di masa hidup-Nya kembali terulang di sepanjang sejarah Gereja. Kalau di zaman Petrus yang disembuhkan atas nama Yesus adalah orang-orang yang lumpuh, si miskin yang sakit di pinggir jalan. Maka yang masuk dalam Kerajaan Allah itu adalah orang-orang yang tersingkir dan mereka yang tidak mendapatkan tempat dalam masyarakat, sedangkan para imam-imam Farisi dan ahli-ahli kitab kebanyakan berdiri di luar saja. Yang mengulurkan tangan minta tolong itu yang bernasib buruk di dunia ini, yang oleh manusia tidak dipedulikan. Dalam hati orang-orang ini timbul suatu dambaan, menjadi kesadaran, bahwa di luar dan di atas dunia ini tentu ada yang “kuasa”, yang menaruh rasa sayang dan belas kasih kepada manusia. Mereka itu orang-orang miskin di negeri di zaman Yesus, yang berarti rendah, berpikir sederhana; mereka itu yang beriman, mengharapkan mukjizat dan memperolehnya.

Tuhan Yesus itu memberikan kurnia-Nya secara melimpah di sepanjang jalan-Nya. Ia yang memuji iman seorang perwira Romawi, seorang wanita Fenesia, tetapi Ia heran, ketika di Nasareth Ia diterima dengan acuh, tak peduli, Yesus kurang menemukan iman di lingkungan keluarga-Nya sendiri.

Yesus heran ketika di Nasareth, Yesus juga heran di lingkungan-Nya yang dekat

Kita ini termasuk berada di lingkungan yang dekat, sama seperti sanak-saudaranya Yesus yang berada di Nasareth, yang sudah terbiasa pada-Nya dan tidak mau menaruh harapan yang bukan-bukan. Memang kita diandaikan bekerja, berusaha, mengadakan perhitungan, dan penelitian dalam mengatur hidup dan membangun dunia, penyembuhan penyakit, menyehatkan ekonomi kita. Yang heran itu, bahwa dalam segala usaha ini kita menganggap Yesus itu tidak berfungsi sama sekali. Kita tidak percaya pada-Nya, bahwa menyebut, mengimani nama Yesus itu, bisa mengubah apa-apa atau apa saja dalam dunia kita. Maka kepandaian manusia dan kekuatan akan yang dikuasai manusia tidak diarahkan pada kedamaian dan keselamatan. Kita yang Kristen, juga memilih membangun dunia yang netral, dunia tanpa Tuhan, karena kita kurang percaya. Maka dunia kita dibangun dengan mengandung benih-benih kehancuran, kebinasaan lahir dan batin. Karena kita yang berasal dari lingkungan Yesus yang dekat ini tidak percaya, maka kekuatan Tuhan juga tidak ikut serta. Hanya sedikit saja yang dikerjakan oleh Tuhan, sementara dunia terus melaju, terlepas dari tangan Tuhan yang menyelamatkan.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *