Minggu Biasa V, Hari Biasa, “Memohon Tanpa Rasa Malu”

  • infokatolik
  • Mar 06, 2024

Kalender Liturgi, Minggu Biasa V, Hari Biasa, “Memohon Tanpa Rasa Malu”, Kamis, 13 Februari 2020

Bacaan I

1Raj 11:4-13

Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Ingatlah aku, ya Tuhan, demi kemurahan terhadap umat.

Mzm 106:3-4.35-36.37.40
– Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan aku, ya Tuhan, demi kemurahan terhadap umat, perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu.
– Mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka.
– Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil

Refr. Alleluya, Alleluya

Yak 1:21
Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu,
sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 7:24-30

Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan.

Pada saat ini perkembangan gereja-gereja di kawasan Asia Timur khususnya dan di kawasan Afrika bagian selatan dan tengah terus mengalami peningkatan secara statistik, sementara itu perkembangan gereja-gereja khususnya gereja Katolik di Eropa sebagai sumber para misionaris di masa lalu, kini mengalami banyak kemunduran. Hal ini karena daya percaya umat di kawasan Eropa terhadap gereja sudah menurun.

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang seorang ibu yang anak perempuannya kerasukan roh jahat dan ia datang menemui Yesus dan tersungkur di depan kaki memohon kepada Yesus supaya mau mengusir setan dari anak wanitanya itu. Dia bukanlah wanita keturunan Yahudi, dia termasuk orang asing tetapi hidup di batas pinggiran Israel, artinya dia cukup mengenal budaya dan cukup tahu tentang adat istiadat bangsa Yahudi. Tetapi tidak termasuk bangsa yang menjadi pilihan Tuhan, ia hanyalah orang pinggiran.

Di zaman kita ini termasuk orang pinggiran itu yang datang dari dunia ketiga, negara berkembang atau bekas daerah jajahan, Gereja muda bekas tanah misi dan nama lain yang senada. Kita diakui eksistensi kita, tetapi toh tidak memainkan peranan yang cukup berbobot untuk menarik perhatian bangsa-bangsa maju, atau gereja-gereja yang sudah bersejarah lama. Namun kalau orang pinggiran ini, karena berani, percaya, meskipun tak ada andalannya, akan didengar oleh Kristus, lalu kita sebagai orang pinggiran, juga akan dapat menaruh harapan.

Wanita Sero Fenesia, dari kawasan Yunani yang berdoa mendesak Yesus “tanpa malu” minta keselamatan bagi anak gadisnya ini seorang ibu yang menaruh cinta, tetapi dalam keadaan terjepit, tak bisa mengandalkan apa-apa lagi, selain kepercayaan akan belas kasih Tuhan.

Yesus tidak membedakan orang pusat atau orang daerah, orang besar dan orang kecil : kepercayaan orang pinggiran tak diduga-duga dapat mengharukan, seperti percayaan perwira Romawi, yang mohon kesembuhan hambanya; kepercayaan seorang wanita sakit pendarahan, yang antara sekian orang banyak dikenal Yesus, karena kepercayaannya menyembuhkan, dan di sini doa seorang ibu yang tak tahu malu mau berbuat apa saja, hanya mempercayakan nasib anaknya kepada Yesus saja. Yesus tergerak oleh kepercayaan dan permohonan “orang pinggiran” yang tak mau dan tak bisa mengandalkan apa-apa : mengakui hak wewenang orang lain, negara lain, bangsa lain, Gereja lain, lebih besar dan lebih kuasa, lebih bisa bertindak dan berbicara. Bagi dirinya wewenang memang tidak ada, “semua itu roti makanan anak-anak tuan rumah sendiri (bangsa Yahudi, bangsa pilihan); tetapi minta dan puas dengan remah-remah yang jatuh di bawah meja. Doa ini tidak akan ditolak, karena ini ungkapan rendah hati, penuh hormat dan penghargaan kepada sesama, menyatakan kebutuhan hidup apa adanya.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *