Minggu Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf. “Misteri; Bersembunyi dan Kembali”

  • infokatolik
  • Jun 01, 2025

 

Bacaan Liturgi Minggu, 29 Desember 2019
Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf

Bacaan Pertama

Sir 3:2-6.12-14

Memang Tuhan telah memuliakan bapa pada anak-anaknya, dan hak ibu atas para anaknya diteguhkan-Nya. Barangsiapa menghormati bapanya memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya serupa dengan orang yang mengumpulkan harta. Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan ibunya. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Pun pula kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan, jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya. Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak sampai terlupa, melainkan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 128:1-2.3.4-5
Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

– Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
– Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
– Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bacaan Kedua

Kol 3:12-21

Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil

Alleluya, Alleluya

Kol 3:15a:16a
Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 2:13-15.19-23

Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.” Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan

Bersembunyi dan kembali.

Setelah Jepang menyerang Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii pada 7 Desember 1941, Amerika Serikat (AS) murka. Presiden AS Franklin D. Roosevelt menyatakan perang terhadap Jepang dan bergabung dalam aliansi Sekutu. Perang Pasifik (1941-1945) pun dimulai, menambah cabang peperangan dalam Perang Dunia II. Sehari setelah menyerang Pearl Harbor, Jepang menduduki Pulau Guam di Samudra Pasifik yang dikuasai AS. Pada 1944, Amerika Serikat mendatangi Guam untuk merebutnya kembali pada 10 Agustus 1944.
Terdesaknya Jepang di Guam utara yang memiliki kontur alam bergunung-gunung dan hutan lebat cukup membantu pasukan yang kocar-kacir melarikan diri dan berlindung. Skala peperangan berangsur padam seiring dengan kemenangan AS. Hanya beberapa unit kecil yang bertempur dan sesekali memakan korban di pihak AS.
Setelah dua dekade lebih perang berakhir, pada 24 Januari 1972, dua orang pemburu di Guam menemukan seorang paruh baya yang renta di dekat air terjun Talofofo. Pria yang belakangan diketahui bernama Shoichi Yokoi ini tidak lain adalah seorang tentara Jepang berpangkat kopral yang masih tersisa di hutan Guam dan sudah berumur 57 tahun. Saat ditemukan di waktu senja, Yokoi sedang memasang perangkap ikan di dekat sungai. Yokoi dikejutkan dengan kedatangan dua pemburu yang juga sama-sama terkejut melihat Yokoi. Kaget, takut, melihat pemandangan manusia-manusia lain setelah bertahun-tahun hidup sendiri, Yokoi segera meraih salah satu senapan para pemburu itu, tapi tenaganya terlalu lemah.
“Dia takut mereka; si para pemburu itu, akan membawanya sebagai tawanan perang—yang akan menjadi aib terbesar bagi seorang tentara Jepang dan bagi keluarganya di rumah.”
Para pemburu lantas menggiring Yokoi di bawah todongan senjata ke kantor polisi setempat. Ia juga sempat menangis memohon untuk dibunuh. Sesampainya di kantor polisi, ia menceritakan kisahnya sebagai seorang prajurit Jepang.
Beberapa minggu setelah penemuan Yokoi, ia diterbangkan kembali ke Jepang menggunakan jet sewaan. Ia menangis saat melihat Gunung Fuji, setelah hampir 28 tahun tidak bisa kembali ke kampung halaman.
Kepulangan Yokoi ke Jepang disambut meriah oleh warga dan disiarkan di televisi Jepang. Yokoi dianggap sebagai lambang kesetiaan kepada negara dan berhasil berjuang bertahan hidup di hutan sendirian. Ribuan orang Jepang berjejer di pinggir jalan raya seraya mengibarkan bendera Jepang menanti lewatnya Yokoi menuju desa asalnya. Tidak sedikit publik Jepang yang tergerak memberikan santunan kepada Yokoi baik berupa uang, hadiah, hingga tawaran pernikahan. Di pemakaman keluarga, ia menangis melihat nisan bertuliskan namanya yang dianggap telah meninggal di Guam sejak 1944.

Mereka kembali dari Mesir ke Nasareth.

Setelah berbagai peristiwa yang mengharukan dan mengherankan, keluarga Yesus, Maria dan Yusuf, selalu kembali lagi ke Nasareth, yang tidak dikenal umum, sebagai keluarga tukang kayu, sembunyi 30 tahun lamanya.

Apa yang tersembunyi dari Nasareth?

Yang tersembunyi itu adalah sebuah misteri. Misteri itu merupakan rahasia besar, sejak berabad tersembunyi dalam rencana Tuhan, yang pada akhir jadi dinyatakan kepada manusia di dunia. Lalu misteri itu menjadi pewahyuan, yang sekaligus menyatakan sesuatu, tetapi juga menunjukkan lebih banyak yang lebih jauh masih harus digali. Dinyatakan dalam suatu lambang yang kelihatan manusia, menunjuk pada kebenaran, yang tidak terlihat mata. Bagaikan tambang keajaiban, setiap kali dengan tertemukan kegaiban bunyi. Nasareth menunjukkan nilainya hidup keluarga, hidup diam-diam dalam kesunyian, berdoa, bekerja, biasa, hanya disaksikan oleh Bapa yang melihat di tempat yang tersembunyi, maka demikian tetap utuh, penuh pahala. Di Nasareth yang terhitung hanya penilaian Allah mengenai saat, waktu, kerja dengan jerih payah, keprihatinan, duka derita, sampai saat yang ditentukan Bapa.

Berkah Dalem

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *