Minggu VII Paskah, Hari Minggu Komunikasi Sedunia

  • infokatolik
  • Mar 10, 2024

Kalender Liturgi, Minggu VII Paskah, “Hidup Menjadi Cerita”, Minggu, 24 Mei 2020
Hari Minggu Komunikasi Sedunia
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I

Pembacaan dari Kisah Para Rasul 1:12-14

Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan (PS 840)

Refr. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku.

Mzm 27:1.4.7-8a
– Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
– Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.

Bacaan II

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus 4:13-16

Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil

Refr. Alleluya, Alleluya, Alleluya

Yoh 14:18
“Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu”, sabda Tuhan, “Aku akan datang lagi dan hatimu akan bersukacita.”

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 17:1-11a

Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Homili

(Romo Hanny Rudi Hartoko SJ-Paroki Kathedral Jakarta)

Saudara-saudari yang terkasih, kita bersama-sama pada hari minggu ini merayakan bersama Hari Komunikasi Sosial sedunia yang ke 54. Paus Fransiskus dalam pesannya yang diberi judul “Hidup Menjadi Cerita”, dan mengutip dari Kitab Keluaran Bab 10 ayat 2, “Supaya engkau dapat menceritakan kepada anak cucumu, hidup menjadi cerita.” Kisah yang kita dengarkan di dalam kitab suci juga dalam Injil itu adalah Kisah Para Rasul dan surat-surat kudus. Merupakan sebuah kisah karya keselamatan Allah kepada kita semua.

5 poin yang disampaikan Paus Fransiskus dalam pesan pada hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia, yaitu menenun cerita melalui hidup kita, kita diajak menenun, merajut, menulis kisah hidup kita.

Yang kedua bahwa, tidak semua cerita itu cerita yang baik. Di dalam media begitu banyak informasi, ada begitu banyak hal, tetapi tidak semuanya baik. Maka kita harus menjadi bijaksana, kita harus bisa menyaring sebelum share, kita baca dulu apakah itu baik? apakah itu benar? apa tidak berguna? Kalau itu baik, benar, berguna, bolehlah kita share. tapi kalau isinya hoax, berita bohong, ujaran kebencian dan seterusnya, kita tentu saja harus berani dan bijak untuk segera membuangnya saja. Maka itu berarti kita juga diajak untuk jaga jemari, itu penting pada zaman dimana kita seluruh informasi ada dalam genggaman, dalam smartphone, dalam seluruh alat-alat komunikasi modern yang kita miliki, jemari kita itu perlu ditata supaya apa, supaya bisa menceritakan yang baik.

Dan poin ketiga adalah kisah dari segala kisah, adalah “Kisah Kasih Allah sendiri”. Kalau di dalam Injil Yohanes dikatakan “begitu besar kasih Allah kepada dunia sehingga mengutus PutraNya yang tunggal, supaya barang siapa percaya kepadaNya beroleh kehidupan yang kekal, beroleh keselamatan”.

Kisah Injil di dalam dikisahkan terus-menerus dan kita dengarkan di dalam bacaan-bacaan minggu maupun bacaan harian, senantiasa menemukan bentuknya. Sabda Tuhan diharapkan tidak hanya menjadi informasi, tentu ada informasi tetapi terutama adalah menjadi inspirasi hidup dan inspirasi itu harapannya membentuk hidup kita dan akhirnya membaharui kisah yang membaharui. Perjumpaan pribadi dengan Yesus yang kita renungkan di dalam kitab suci terutama Injil membuat kita diajak untuk senantiasa membaharui diri. Maka sabda Tuhan menjadi inspirasi, menjadi aspek formatif membentuk hidup kita, cara pikir kita dan akhirnya transformatif, memperbaharui hidup kita.

Inilah juga yang kita mohon di dalam Novena Roh Kudus bersama dengan Bunda Maria dan Para Rasul pada gereja perdana yang menantikan hadirnya Roh Kudus. Novena dalam tradisi gereja, novena Roh Kudus adalah novena induk dari segala novena. Tetapi tampaknya Novena Roh Kudus ini yang paling tidak diminati, kalau novena Tiga Salam Maria, Novena Antonius, juga sembilan kali ikut Jum’at Pertama, itu juga membawa gairah, karena masing-masing orang datang, dan itu baik tidak ada yang salah dengan membawa sederet intensinya. Tetapi kalau kita mohon Roh Kudus, ya inilah yang mungkin membuat pada takut; Roh Kudus tidak bisa diatur, dan inilah yang perlu kita mohon supaya kita punya keberanian untuk mohon Roh Kudus supaya hidup kita dituntun oleh Roh Kudus dan bukan kita yang menentukan atau kita yang mengarahkan, tapi sebagaimana Para Rasul bersama Bunda Maria bertekun dalam doa bersama. Dan Yesus sendiri juga berdoa dalam Injil untuk kita semua murid-muridNya, supaya apa? supaya kita pada akhirnya dapat mengambil alih tugas yang telah diselesaikan dengan sempurna oleh Yesus, dan tugas itu kini diberikan kepada kita semua. Tugas itu sekarang ada di tangan para murid, dan kalau kita bersama-sama pada saat-saat ini mengalami situasi yang barangkali di luar apa yang bisa kita bayangkan, seluruh dunia menjadi lumpuh, seluruh dunia menjadi kalang kabut karena pandemi virus Corona ini. Kalau Paus tadi mengatakan dalam pesannya : “Kisah apa yang kiranya nanti akan anda ceritakan kepada anak cucu anda”, kepada suatu saat dalam hidup anda pernah mengalami situasi di mana seluruh dunia menjadi kalang kabut karena virus Corona ini. Dan bukan hanya itu, apa yang dapat anda petik, apa yang anda temukan di dalam peristiwa ini. Paus Fransiskus mengingatkan pada kita semua, dalam masa-masa seperti ini banyak keluarga menemukan hal-hal baru, ada begitu banyak kreativitas tapi juga kadang kala terjadi cerita yang tidak baik, yaitu kekerasan dalam rumah tangga, terjadi konflik, maka kita juga mohon supaya keluarga-keluarga dalam masa pandemi ini dapat bertekun sebagaimana para rasul bertekun dalam doa sehati, sebudi, dalam kasih, dalam damai, dalam kreativitas dan dalam kesabaran satu sama lain. Semoga kemajuan teknologi informatika, yang membuat kita bisa saling terhubung satu sama lain, membuat kita semakin bijaksana menggunakan sarana-sarana komunikasi untuk meningkatkan solidaritas antar manusia, untuk memperteguh persaudaraan di antara kita dan bukan sebaliknya, karena kemajuan teknologi informatika komunikasi sosial, tidak jarang justru menjadi sarana yang mudah memecah belah. Kita diajak untuk menjadikan yang jauh jadi dekat, tapi jangan sampai yang dekat malah jauh gara-gara semua asik dengan gadgetnya masing-masing dan lupa memperhatikan satu sama lain, bahkan orang-orang yang paling dekat.

Saudara-saudara terkasih mari kita mohon rahmat Tuhan supaya Roh Kudus yang sama, meneguhkan hidup kita supaya kita dapat menghayati keseharian kita seturut semangat Yesus dan Injil-Nya. Sehingga pada akhirnya hidup kita masing-masing menjadi sebuah kisah, kisah Kasih Allah, kisah keselamatan kita. Moga-moga kalau hidup kita ada senantiasa dituntun oleh Roh kudus maka hidup kita menjadi kisah yang layak untuk dikisahkan sebagaimana kisah Yesus selalu menggairahkan, menggembirakan, membaharui semangat setiap murid Yesus. Mari kita teguhkan iman kepercayaan itu, supaya kita boleh dalam tuntunan Roh Kudus, semakin setia menjadi murid-murid Yesus.

Berkah Dalem.

Bacaan Kitab Suci dan Renungan lainnya dapat dibaca di Bacaan & Renungan

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *