Panah Beracun

  • infokatolik
  • Feb 27, 2024

Panah Beracun

Seorang rahib menghadap Buddha dan berkata :
“Apakah jiwa orang saleh luput dari maut?”

Seperti biasanya Buddha tidak menjawab.

Tetapi rahib itu mendesak. Setiap hari ia mengulangi pertanyaan yang sama. Setiap hari pula ia tidak dijawab. Akhirnya, ia tidak tahan lagi dan mengancam mau meninggalkan pertapaan, kalau pertanyaan maha penting ini tidak dijawab. Sebab, untuk apa ia mengorbankan segala sesuatu untuk hidup membiara, kalau jiwa orang saleh tidak akan luput dari maut?

Lalu Buddha dalam belas kasihannya berkata :

“Engkau bagaikan seorang yang kena anak panah beracun dan hampir mati.
Sanak keluarganya mendatangkan seorang dokter. Tetapi orang sakit itu tidak mau anak panah dicabut atau menerima pengobatan apa pun terhadap lukanya, jika tiga pertanyaan pokok ini belum terjawab : Pertama, orang yang memanahnya kulitnya putih atau hitam? Kedua, ia berbadan tinggi atau pendek? Dan ketiga, ia seorang brahmana atau paria?

Sebelum jawaban atas ketiganya diberikan, orang yang sekarat itu menolak diobati.

Rahib tadi tetap tinggal dalam biara.

Orang lebih senang berbicara tentang jalan daripada menjalaninya, membicarakan khasiat obat daripada meminumnya.

“Burung Berkicau”, A.de Mello SJ

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *