Pelajaran yang Bisa Diambil dari Santo Titus dan Santo Timotius
Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang tampak dalam ibadah kita, dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh allah yang tidak berdusta. Pada waktu yang dikehendaki-Nya, Ia telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita.
Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.
Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu. (Tit 1:1-5)
Pada hari ini, 26 Januari, Gereja memperingati dua orang kudus yang mempunyai banyak keserupaan satu sama lain. Dua-duanya adalah anak-anak dari bapak yang kafir (non-Yahudi) dan menerima iman melalui evangelisasi yang dilakukan oleh Paulus. Keduanya teman seperjalanan dan sepelayanan, dan dua-duanya adalah orang kepercayaan Paulus. Kedua orang ini diberi tugas penting dalam Gereja perdana, dua-duanya adalah penerima surat Paulus yang termasuk kategori “surat-surat pastoral”. Lewat kesetiaan dan dedikasi mereka, Gereja perdana dibangun, diperkuat dan ditopang.
Banyak sekali yang harus dikerjakan pada masa mereka. Mungkin sekali sangat merepotkan, baik bagi Timotius maupun Titus. Bimbingan dari Santo Paulus sangat mendasar: “Supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur” (Tit 1:5). Inilah tugas mereka berdua, dan tetap merupakan tugas pribadi-pribadi yang mengikuti jejak mereka sebagai murid-murid Kristus.
Pekerjaan membangun, memperkuat dan menopang Gereja terus ada dari generasi ke generasi berikutnya dan tak pernah lengkap-selesai, melainkan terus berlanjut sampai kedatangan kembali Yesus dalam kemuliaan kelak. Bagi Uskup Titus, tugas ini termasuk juga menetapkan penatua-penatua (imam-imam) di setiap kota (Tit 1:5) yang – sebagai pembantu uskup – harus memimpin dan membimbing jemaat masing-masing. Bagi kita, tugas itu mungkin untuk mewartakan Kabar Baik Yesus Kristus, melakukan pekerjaan guna menopang dan memperkuat umat beriman sebagai anggota-anggota dari Tubuh Kristus yang satu, untuk membantu orang bertumbuh dalam kekudusan, untuk terlibat dalam pekerjaan guna mencapai keadilan dan perdamaian, persaudaraan, atau barangkali membantu orang yang mempunyai kebutuhan atau berkekurangan.
Surat-surat Perjanjian Baru banyak berisikan wejangan-wejangan kepada para pembaca/ pendengarnya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang masih belum selesai. Surat kepada jemaat di Efesus, misalnya, mengingatkan semua umat beriman bahwa Kristuslah “yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Ef 4:11-12).
Penulis “Surat kepada orang Ibrani” menasihati para pembaca suratnya: “Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lalai memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang tanpa diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah orang –orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Ingatlah juga orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini” (Ibr 13:1-3). Santo Paulus juga menulis: “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam berbagai jenis bahasa lidah” (1Kor 12:27-28). Semua dimaksudkan untuk memperkuat Gereja!
DOA: Tuhan Yesus, Engkau memanggil Timotius dan Titus untuk melayani Gereja-Mu. Semoga teladan dan doa-doa syafaat mereka akan menolong kami semua untuk melanjutkan tugas membangun dan memperkuat Gereja-Mu, agar pada saat kedatangan-Mu kembali pada akhir zaman, Engkau sungguh menemukan iman di muka bumi ini. Amin.