Renungan Harian Katolik Jumat 28 Januari 2022
Renungan Harian Katolik Hari ini
Bacaan Pertama: 2 Samuel 1:1-2.4a.5-10a.13-17
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.5-6a.6bcd-7.10-11
Bait Pengantar Injil: Matius 11:25
Bacaan Injil: Markus 4:26-34
Bacaan Pertama: 2 Samuel 1:1-2.4a.5-10a.13-17
“Daud menghina Allah dengan mengambil istri Uria menjadi istrinya.”
Pada pergantian tahun, raja-raja biasanya maju berperang. Pada waktu itu Daud menyuruh Yoab maju bersama orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bangsa Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, ia berjalan-jalan di atas sotoh istana. Maka tampaklah kepadanya dari atas sotoh itu seorang wanita sedang mandi; wanita itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang mengambil dia. Wanita itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Kemudian pulanglah wanita itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah wanita itu, dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud: “Aku mengandung.” Lalu Daud mengirim utusan kepada Yoab mengatakan, “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria, “Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.” Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama hamba-hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Maka diberitahukanlah kepada Daud demikian: “Uria tidak pergi ke rumahnya.” Keeseokan harinya Daud memanggil Uria untuk makan dan minum dengannya dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring di tempat tidurnya bersama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu demikian: “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang hebat, kemudian kamu mengundurkan diri padanya supaya ia terbunuh mati.” Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.5-6a.6bcd-7.10-11
Ref. Kasihanilah kami, ya Tuhan, karena kami yang berdosa.
- Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
- Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
- Maka, Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
- Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bangkit menari-nari! Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!
Bait Pengantar Injil: Matius 11:25
Ref. Alleluya
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Bacaan Injil: Markus 4:26-34
“Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu.”
Pada suatu ketika Yesus berkata, “Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba”. Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya”. Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
Perumpamaan biji sesawi menekankan bagaimana proses pertumbuhan sebutir benih sekecil apapun ukurannya bila diurus dengan baik maka akan bertumbuh menjadi tunas dan kemudian semakin besar menjadi pohon/batang dan akhirnya berbuah.
Yesus mau jelaskan bahwa hidup ini tidak bisa instant. Kadang kala, kita berdoa sekarang, kita ingin mendapatkan jawaban sekarang juga, karena percaya bahwa di dalam Allah tidak ada perkara yg mustahil. Tetapi Yesus sedang mau jelaskan bahwa hidup adalah sebuah proses.
Melalui proses itu kita dididik, dilatih, disempurnakan oleh Tuhan, melalui proses itu kita diperbaharui oleh Tuhan.
Perumpamaan benih yang tumbuh menekankan pada kepastian bahwa benih yang ditabur pasti tumbuh. Demikian juga Firman Tuhan pasti bekerja membajak hati dan pikiran kita supaya iman kita bertumbuh kuat.
Bagai petani menabur benih di ladang, setelah itu ia harus menyiraminya, memberi pupuk, menyiangi dari tanaman liar, menjaga jangan sampai dimakan atau dirusak hewan, atau kalau ada hama dibersihkan dan semua itu setiap hari ia lakukan.
Hidup dalam doa, firman, persekutuan agar iman terus bertumbuh dan memberikan kesaksian bagaimana mengalami Kasih Tuhan adalah sebuah keharusan.
Sayangnya, tidak banyak orang yang memelihara benih firman agar imannya menjadi kuat dan akibatnya tidak heran bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah mendengar Firman Tuhan sampai bosan menjadi pendengar saja namun tidak berbuah di dalam dirinya.
Yesus pun dalam menghadirkan Kerajaan Allah mirip seperti pertumbuhan tanaman itu. Jika iman kita dipupuk dan dibangun tentu akan membuahkan hasil yang baik dalam kehidupan yang nyata. Benih itu akan bertumbuh bersama dengan cinta Allah dalam kehidupan kita.
Setiap hari lewat berdoa, merenungkan firman Tuhan, berdevosi kepada orang-orang kudus; di sinilah kelihatan iman itu akan bertumbuh seperti biji sawi yang ditanam. Tentu kita perlu bertanya, bagaimana pertumbuhan iman kita, berbuahkah; atau sebelum berbuah sudah mati?
Kerajaan Allah dan iman itu ada di tengah-tengah kita, sehingga kita tak perlu jauh-jauh mencarinya.
Doa
Allah yang esa, Engkau telah menciptakan semesta alam, Aku percaya bahwa Engkau adalah Bapa yang pengasih dan penyayang; Engkau sungguh mengasihiku;
Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu yang tunggal, yang telah menjadi manusia, wafat dan bangkit untuk keselamatanku. Engkau telah mengutus Roh Kudus pemberi hidup. Dia berasal dari Bapa dan Putra. Dia telah dicurahkan ke atasku dan berdiam di dalam diriku, sehingga aku menjadi bait Allah. Dialah penolong sejati, yang membimbing aku kepada seluruh kebenaran.
Ya Bapa, berilah aku iman yang hidup, dan jadikanlah aku berani menjadi saksi-Mu di hadapan sesama manusia sepanjang hayatku. Ya Allah, tambahkanlah selalu imanku. Amin.