Renungan Harian Katolik Minggu 9 Januari 2022

  • infokatolik
  • Aug 25, 2024
Renungan Harian Katolik
Table Of Content [ Close ]

Renungan Harian Katolik Minggu 9 Januari 2022

 

Renungan Harian Katolik Hari Ini

Bacaan I Yes 40:1-5.9-11

Yes 40:1 Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu,
Yes 40:2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya.
Yes 40:3 Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Yes 40:4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;
Yes 40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.”
Yes 40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!”
Yes 40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
Yes 40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 104:1b-2.3-4.24-25.27-28.29-30
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dia sungguh besar!
*Tuhan Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol. Engkau membentangkan langit laksana tenda.
*Engkau mendirikan bangsal-bangsal megah di atas air; awan-awan Kaujadikan kendaraan, dengan bersayapkan angin Engkau melayang-layang; angin Kaujadikan suruhan, dan api menyala Kaujadikan pelayan.
*Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semua Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak binatang-binatang yang kecil dan besar, tidak terbilang banyaknya.
*Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan, mereka kenyang oleh kebaikan-Mu.
*Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka kebingungan;
apabila Engkau mengambil roh mereka, matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali, dan Engkau membaharui muka bumi.

Bacaan II Tit 2:11-14;3:4-7

Tit 2:11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
Tit 2:12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Tit 2:13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
Tit 2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Tit 3:4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia,
Tit 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Tit 3:6 yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita,
Tit 3:7 supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil Luk 3:16
Dia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang, kata Yohanes.
Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Bacaan Injil Luk 3:15-16.21-22

Luk 3:15 Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias,
Luk 3:16 Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Luk 3:21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
Luk 3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan Harian Katolik

Pembaptisan merupakan sebuah peristiwa kelahiran kembali sebagai anak Allah. Oleh karena itu, mereka yang dibaptis hendaknya mempunyai nama baru yang menunjukkan identitas baru. Dengan dibaptis seseorang secara resmi dimasukkan dalam persekutuan gerejawi yang berhak untuk mendapat pelayanan gerejawi. Pembaptisan juga merupakan peristiwa pengampunan dosa. Dengan baptisan, seorang kristen dinyatakan mati terhadap dosa agar dapat hidup untuk Allah. Hari ini kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus Kristus. Di sungai Yordan, Tuhan Yesus bersama dengan banyak orang lainnya dibaptis oleh Yohanes . Ada beberapa pesan yang patut kita renungkan .

Pertama Tuhan Yesus yang tidak berdosa itu menyediakan diri dibaptis dengan baptisan pertobatan sebagai bentuk solidaritas dengan umat manusia.
Kedua pembaptisan Tuhan Yesus juga merupakan permakluman identitas-Nya yang sejati, yaitu sebagai Anak Allah. Permakluman ini dinyatakan oleh Allah sendiri dengan perantaraan Roh Kudus-Nya. “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

Ketiga, permakluman Yesus sebagai Anak Allah sudah didahului dengan pernyataan iman dan hormat dari Yohanes Pembaptis. Dia meyakini bahwa setelah dia akan datang seorang terpilih yang lebih tinggi martabat-Nya daripada dia. “ ….. Ia yang lebih berkuasa daripada aku masih akan datang, dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Dengan pernyataan itu , Yohanes mau menyatakan bahwa menjadi budak Tuhan Yesus pun dia tidak merasa layak. Pembaptisan Tuhan Yesus mengingatkan pembaptisan kita . Kita mendapat identitas baru sebagai Anak Allah dengan air baptis. Identitas baru tersebut mengangkat jati diri kita, sekaligus menuntut kita agar semakin rendah hati, Seperti Yohanes kita merasa tidak layak meskipun Allah Bapa telah menyatakan kehendak-Nya untuk menjadikan kita anak-Nya. Kerendahan hati inilah yang menjadi kekuatan iman orang Katolik.

Butir permenungan.

Pesta Pembaptisan Tuhan memuncaki Liturgi Masa Natal, sekaligus menegaskan bahwa Tuhan kita Yesus Kristus hadir untuk menunjukkan penebusan dan solidaritas nyatabam Umat manusia. Santo Lukas memberikan ungkapan yang khusus mengenai peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus dengan sabda yang disampaikan oleh Bapa secara langsung “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mu-lah Aku berkenan”. Cara pewartaan dan ungkapan ini menegaskan bagi kita para pendengar bahwa Bapa berkenan kepada San Putra, dan sekaligus diwahyukan bagi kita, siapa Sang Putra itu, yakni sebagai Anak Terkasih yang berkenan pada Bapa. Refleksi bagi kita, menjadi kesempatan untuk berjuang dan mengupayakan agar setiap pilihan hidup dan cara bertindak kita sebagai anak-anak Bapa berdasarkan permandian yang telah kita terima, sepadan dengan anugerah itu. Perkembangan hidup rohani maupun cara bertindak harian, makin lama disesuaikan dengan status sebagai anak-anak Allah yang sudah ditebus. Kita menjadi Katolik tidak sebatas pada hari Sabtu atau Minggu pada saat kita beribadah. Rahmat permandian dan kesungguhan hidup sebagai anak-anak Allah yang sudah ditebus, dinyatakan dalam hidup harian, sejak hari Sabtu/Minggu manakala kita mengungkapkan iman dalam ibadat di Gereja, menjadi nyata dalam perwujudan karya harian sejak hari Senin hingga sepekan. Cara bertindak, cara merasa, juga cara berpikir kita, makin sejalan dengan cara pikir Allah yang telah menganugerahkan Putra-Nya bagi teladan kita. Ungkapan ‘Sentire cum Ecclesia’ sehati, sepikir, seperasaan dengan Gereja, menjadi perwujudan nyata yang dapat kita kembangkan dan dalami dari hari ke hari.

Doa.

Ya Allah Bapa, jadikanlah hati kami seperti hati Tuhan Yesus yang lembut dan rendah hati, Amin

 

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *