Renungan Harian Katolik Senin 29 November 2021
Renungan Harian Katolik Senin 29 November 2021
Bacaan Pertama: Yesaya 4:2-6
Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi permai dan mulia, dan hasil bumi akan menjadi kebanggaan serta kehormatan bagi orang-orang Israel yang selamat. Dan semua orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus. Mereka itu ialah setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar. Maka Tuhan akan menjadikan di atas seluruh wilayah Gunung Sion dan di atas semua pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam. Sebab di atas semuanya itu akan nampak kemuliaan Tuhan sebagai tudung dan pondok tempat bernaung terhadap panas terik pada waktu siang dan sebagai perlindungan serta persembunyian terhadap angin ribut serta hujan.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur: 122:1-2.3-4a.(4b-5.6-7).8-9
Ref. Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
- Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
- Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah yakni suku-suku Tuhan.
- Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
- Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: “Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat kesentosaan. Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan kesentosaan di dalam purimu!”
- Oleh karena saudara-saudara dan teman-temanku aku hendak mengucapkan: Semoga kesejahteraan ada di dalammu!” Oleh karena rumah Tuhan, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu.
Bait Pengantar Injil: Mazmur 80:8
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ya Allah, pulihkanlah kami buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.
Bacaan Injil Senin 29 November 2021: Matius 8:5-11
Banyak orang akan datang dari timur dan barat masuk Kerajaan Surga.
Pada waktu itu Yesus masuk ke kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu menjawab, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu, ‘Pergi!’ maka ia pergi; dan kepada seorang lagi, ‘Datang!’ maka ia datang; ataupun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu heranlah Yesus. Maka Ia berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Kujumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 29 November 2021: Bersabdalah Saja Maka Saya Akan Sembuh
Hari ini dengan merenungkan perkataan perwira kapernaum, ‘ Ya Tuhan saya tidak pantas menerima kedatangan Tuhan tetapi bersabdalah saja maka hambaku akan sembuh!’. Renungkanlah kata-kata indah itu untuk beberapa menit. Coba kita ulangi secara perlahan lahan.
Ketika mengulang ulangi dan merenungkan kata-kata itu apalagi dihubungkan dengan perayaan ekaristi, bukan kah kita dapat merasakan kegembiraan yang sungguh luar biasa? Apa yang membuat kita bergembira? Semua beban hidup kita letakkan dihadapan tuhan bersama kata-kata yang bisa juga kita sebut sebagai Doa itu. Doa yang bernada Ketidak pantasan itu merenggut semua beban hidup kita. Kita di ajak seperti sebuah gelas yang siap di isi. Bagaimana dengan permenungan kita semua dalam hati kita masing-masing?
Umat Allah yang terkasih dalam Kristus, Kurang lebih permenungan uang seperti itulah yang bisa membuat Yesus merasa heran. Ia heran karena permenungan seperti itu ditemukan dalam diri seorang Perwira romawi bukan pada salah seorang dari bangsa Israel. Sebagai tuan Perwira itu tidak menempatkan diri diatas hambanya. Bahkan ia tahu bagaimana rasanya menjadi seorang bawahan.
Ia mendapatkan diri sebagai tuan yang mengerti bukan tuan yang sewenang wenang. Apa yang dapat kita pelajari. Yesus ingin mendobrak pandangan sempit bangsa Israel. Status sebagai Bangsa Terpilih tidak menjamin perolehan keselamatan dari Allah. Keselamatan tidak didapat dengan menunggu tetapi dengan mengusahakannya. Samahalnya dengan kita orang Kristiani.
Baptis memang menjadi rahmat Keselamatan, Namun jaminan memperolehnya diberikan hanya kepada sitiap orang atau pribadi yang mau menerimanya!. Bersediakah kita membuka hati untuk menerima rahmat itu dan membagikannya kepada sesama? Marilah kita meneladani Perwira kapernaum itu!.
Makna masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “Adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias.
Adven adalah masa penantian, Sebagai orang beriman kita dituntut untuk merefleksikan kembali apa arti dan mengapa kita merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia ini. Kita di ajak merenungkan kembali misteri yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Kita harus siap untuk bertemu dengaNya.
Kita diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga. Masa Adven adalah masa di mana kita diajak untuk menatap ke depan dan mengantisipasi masa depan. Sebab itu masa Adven sering disebut masa penantian.
Kita dapat memahami dan menghayati makna Adven, jika kita menyadari permasalahan-permasalahan, belenggu-belenggu kelaliman yang membelit kita dan kita menyadari hal itu menyesakkan hati. Karena itu disamping kegetiran,kegundahan, kepahitan dan kesakitan, tetapi kita mau meratapi menyesalinya, menyadari, mengakui dan mengakui dosa-dosa kita Tuhan akan melihat itu. Jadi tidak hanya menyesali, menyadari, mengaduh dan meratap, tetapi ada penyerahan diri juga berharap pada Allah akan pemulihan.
Sebab itu kita perlu selalu membaharui/merevolusi mental kita. Kita tidak mampu memperbaharui/merevolusi mental diri kita sendiri yang labil. Kita butuh orang lain, kita betul-betul menantikan kedatangan seseorang. Celakalah kita, jika orang itu tidak datang ! kedamaian hati kita betul-betul tergantung pada kedatangan dan kehadiran orang itu.
Banyak di antara kita yg tidak memiliki perasaan itu, karena kita tidak benar-benar merindukan kedatangan Yesus. Kita hanya butuh di saat ada persoalan yg menghimpit. Tentu setiap tahun kita merayakan pesta natal yang begitu meriah tetapi hanya untuk kita bukan pesta untuk Yesus. Yesus ada kek, tidak ada kek, tidak ada bedanya.
Karena itu kita harus menantikan-Nya untuk mengampuni, membersihkan kita dari belenggu dosa. Jangan sampai Ia tidak mendatangi kita, celakalah itu! Orang yang menanti adalah orang yang mengarahkan hati ke depan, mengarahkan hati kepada apa yang terjadi.
Tetapi masa Adven juga mengajak kita menengok ke belakang dalam artian apa yg kita harapkan sudah terealisasi di dalam Yesus kristus yang sudah datang. Setelah itu, Adven membimbing kita, apa yg harus kita lakukan di kekinian.
Doa Renungan Harian Katolik
Allah Bapa, sumber pengharapan, bantulah kami merindukan kedatangan Kristus, Putra-Mu. Bila Ia tiba dan mengetuk, semoga kami didapati-Nya berjaga dalam doa dan menyambut-Nya dengan gembira. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.