Santo Bartolomeus Alban Roe

  • infokatolik
  • Oct 12, 2024

Para Kudus – 21 Januari

Alban Bartholomeus Roe, Alban Roe, Bartholomeus Roe

Pada tahun 1533 Raja Inggris Henry VIII menyatakan ajaran Gereja Katolik sebagai ajaran terlarang di Inggris dan para penganutnya akan dihukum mati. Keputusan ini diumumkan Henry VIII menyusul penolakkan Bapa Suci Paus Paulus III untuk mengesahkan perceraiannya dengan Ratu Katarina karena bertentangan dengan hukum Gereja. Henry lalu menjarah Gereja-gereja Katolik di Inggris, menghancurkan biara-biara dan menghukum mati setiap orang Katholik yang setia pada Takhtah Suci Roma. Reformasi Anglikan meletus; dan tanah Inggris pun bermandikan darah para Martir yang dengan gagah berani lebih memilih kematian daripada mengingkari ajaran iman yang sejati. Diperkirakan sekitar 72 ribu umat Katolik Inggris terbunuh dalam Reformasi berdarah ini.
Detail awal kehidupan Santo Bartolomeus Alban Roe tidak banyak tercatat. Diketahui ia lahir pada tahun 1583 di Suffolk Inggris, dalam sebuah keluarga Protestan. Bartolomeus dibesarkan sebagai seorang Protestan fanatik yang sangat membenci ajaran Gereja Katolik. Namun Roh Kudus menyentuh hatinya dan membawa ia bersama saudaranya James ke dalam iman Katolik dengan cara yang unik.

Bermula saat Bartolomeus mencoba menyakinkan seorang Katolik (yang saat itu tengah dipenjara karena imannya) untuk meninggalkan imannya. Tetapi ia malah mendapati dirinya kalah dalam perdebatan tentang ajaran iman yang sejati, dan sejak saat itu ia menjadi sangat gelisah.

Menurut catatan Uskup Richard Challoner (Uskup London sejak tahun 1739 sampai 1781), perdebatan itu menuntun Bartolomeus menemukan Kebenaran Sejati.

“Tuan Roe menjadi sangat gelisah memikirkan tentang nilai-nilai agama; Kegelisahannya baru berhenti setelah ia membaca dan mengaku pada seorang pastor Katolik. Ia sepenuhnya yakin akan kesalahannya dan bertekad untuk menjadi seorang Katolik. Setelah menemukan Kebenaran Ilahi melalui dirinya sendiri, ia sangat berhasrat untuk mewartakan hal yang sama kepada sesamanya”.
Pada tahun 1607 Bartolomeus berangkat ke Perancis untuk belajar di Seminari berbahasa Inggris di Douai Perancis Utara. Ia ingin menjadi seorang imam dan ingin melayani umat Katolik Inggris yang hidup dalam penderitaan. Namun tiga tahun kemudian ia dikeluarkan dari seminari karena wataknya yang keras kepala dan cenderung temperamental. Dikeluarkan dari Seminari tidak membuat Batolomeus patah semangat. Ia berjuang memelihara panggilannya dan berupaya keras memperbaiki wataknya yang pemarah. Walau telah hidup diluar biara, Bartolomeus tetap menjalani disiplin hidup membiara sebagaimana layaknya seorang calon imam. Karena itulah pada tahun 1613 ia diterima di Biara Benediktin Santo Laurensius di Dieulouard, Lorraine, Perancis dan ditahbiskan menjadi seorang imam pada tahun 1615. Pada tahun itu juga Bartolomeus Alban Roe,OSB kembali ke Inggris sebagai seorang Missionaris.

Pater Bartolomeus tiba di Inggris namun tertangkap saat ia berusaha memasuki kota London. Ia dijebloskan kedalam penjara lalu diusir ke Perancis. Dua tahun kemudian (1618) ia kembali masuk ke Inggris dan berkarya memberikan pelayanan pastoral secarai sembunyi-sembunyi bagi umat Katolik yang tengah dianiaya. Namun ia kembali tertangkap dan kali ini ia harus meringkuk dipenjara selama lima tahun. Pada tahun 1623 ia dibebaskan atas upaya Duta Besar Spanyol. Salah satu syarat pembebasannya adalah harus meninggalkan Inggris untuk selamanya.

Bartolomeus kembali ke Perancis, namun pada tahun 1625 imam Benediktin yang keras kepala ini kembali menyelundup ke pulau Inggris demi melayani umat di tanah kelahirannya itu. Ia sempat berkarya selama beberapa waktu sebelum akhirnya tertangkap lagi dan kembali harus meringkuk dipenjara selama 17 tahun.

Pada tahun 1642 pater Bartolomes Alban Roe,OSB di bawa ke pengadilan untuk menjalani persidangan atas kejahatan : Menjadi Seorang Imam Katolik. Sidang berjalan cepat, dan para Juri hanya membutuhkan waktu satu menit untuk memutuskan ia bersalah dan dihukum mati. Sesaat setelah pembacaan keputusan, Bartholomeus dengan lantang berseru: “Juruselamatku telah menderita jauh lebih hebat bagiku dibanding semua (keputusan) ini; dan aku bersedia menerima semua siksaan yang terburuk bagi-NYA.” Dia berdiri lalu dengan senyum kemenangan membungkuk hormat kepada hakim dan para juri karena telah membantunya untuk dapat menderita bagi Yesus Kristus.

Pada tanggal 21 Januari 1642 Bartholomeus dibawa ke Tyburn, London untuk dihukum mati. Saat sherrif mempersilahkan untuk mengucapkan kata-kata terakhir, Bartholomeus menggunakan kesempatan ini untuk berkhotbah dengan gembira tentang arti kematiannya sebagai seorang martir Kristus. Dia sempat bercanda kepada Sheriff dengan bertanya : “Apakah saya akan bebas dari hukuman mati bila kembali menjadi seorang Protestan?.” Sheriff mengangguk setuju dan iman Benediktin ini pun tersenyum. Ia menoleh pada kerumunan massa dan berkata : “Lihat!!, inilah kejahatan yang membuat saya dihukum mati. Selain agama, adakah kesalahan saya yang lain?.” Sang sheriff meradang dan Bartolomeus segera digantung hingga tewas di atas tiang gantungan. Sherrif yang murka kemudian menyeret Jenasah martir ini berkeliling Tyburn lalu tubuh tak bernyawa itu dipotong-potong dan dibuang.

Kemartiran pater Bartholomeus Alban Roe diakui Gereja pada tanggal 8 Desember 1929. Pada tanggal 15 Desember 1929 ia di beatifikasi oleh Paus Pius XI dan 40 tahun kemudian ia di Kanonisasi pada tanggal 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI sebagai salah satu dari Empat Puluh Martir Inggris dan Wales. Hari perayaan Santo Bartholomeus adalah pada tanggal 21 Januari sesuai hari kemartirannya sedangkan hari Pesta bersama Empat Puluh Martir Inggris dan Wales di rayakan pada setiap tanggal 25 Oktober.

 

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *