Santo Gerardus dari Brogne

  • infokatolik
  • Oct 08, 2024

Para Kudus – 3 Oktober

Gerardus dilahirkan dalam keluarga bangsawan Belgia yang kaya raya. Keluarganya adalah Punggawa dari Count of Namur dan ia dibesarkan dalam lingkungan para aristokrat. Namun Geradus tidak tumbuh menjadi seorang yang sombong. Sebaliknya ia merasa kecewa dengan kehidupan glamour di istana, dan menjadi malu atas sekian banyak keistimewaan yang diterima keluarganya sebagai bangsawan. Dikemudian hari Gerardus menyadari bahwa ia dipanggil untuk menjalani hidup yang lebih religius.

Ia dikenal sebagai seorang yang baik hati dan sangat bersahabat. Biasanya sepulang dari pergi berburu, ia dan kawan-kawannya kembali ke rumah dalam keadaan capai dan lapar. Setelah mengundang teman-temannya masuk untuk makan minum dan beristirahat, ia sendiri diam-diam menyelinap pergi menuju sebuah kapel kecil yang berada dalam wilayah tanah miliknya. Disana ia akan berdoa untuk jangka waktu yang lama. Tubuhnya yang lelah pun beristirahat dan ia lupa sama sekali mengenai rasa laparnya.

Gagasan muncul di benak Gerardus, andai saja orang banyak menyadari sukacita doa, maka pastilah mereka akan dengan lebih suka hati berdoa. Kemudian pikirannya pun melayang kepada para biarawan yang melewatkan sepanjang hidup mereka menyampaikan puji-pujian kepada Tuhan. Bayangkan betapa mereka beroleh hak istimewa, pikirnya. Maka berdoalah ia memohon kesempatan untuk mendapatkan panggilan religius.

Gerard menemukan bahwa biara-biara di Belgia terlalu longgar dalam disiplin mereka. Ketika mengunjungi Prancis pada Tahun 917 untuk sebuah misi dari Count of Namur, Gerard terpesona melihat kehidupan para biarawan Saint Denis yang begitu ketat dan penuh disiplin. Dia lalu meninggalkan segala urusan duniawinya, dan bergabung dengan biara tersebut. Gerards mencintai kehidupan yang telah dipilihnya dan setelah menamatkan pendidikan ia ditahbiskan menjadi seorang imam.

Gerard begitu penuh semangat dalam kehidupan membiara. Ia menjadi contoh bagi para rahib lainnya dalam mengikuti Peraturan, dan dalam pengabdiannya untuk berdoa. Hidupnya, dan dorongan dari saudara-saudara, membantu biara Saint Denis menjadi contoh bagi biara-biara lain di seluruh Eropa.

Ia telah melewatkan sebelas tahun hidupnya sebagai seorang biarawan ketika kepadanya diberikan ijin untuk mendirikan suatu biara baru di tanah miliknya di Brogne. Biara berkembang, tetapi Gerardus merasa terlalu banyak aktivitas dan kesenangan di sana. Sebab itu ia membangun bagi dirinya sendiri sebuah gubug pertapaan di samping gereja dan tinggal di sana dengan tenang seorang diri.

Tetapi, ia tidak dibiarkan tinggal dalam damai untuk waktu yang lama. Para superior meminta Gerardus untuk mengunjungi biara-biara di Flanders dan Normandy. Para biarawan membutuhkan bimbingan dan pertolongan agar mereka dapat lebih bertekun. Tugas ini menghantar Gerardus dalam banyak perjalanan selama duapuluh tahun.

Sepanjang hidupnya Gerardus hidup dengan cara hidup yang ketat penuh matiraga. Ia melakukannya sebab ia ingin membuktikan cintanya kepada Yesus. Ia menunjukkan kasihnya itu dengan suka hati mempersembahkan tindakan-tindakan kecil penyangkalan diri. Ketika tahu bahwa masa hidupnya di dunia akan segera berakhir, ia minta agar diijinkan kembali pulang ke gubug pertapaannya di Brogne. Ijin diberikan. Gerardus wafat dalam damai di pertapaannya pada tanggal 3 Oktober 959.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *