Para Kudus – 10 Desember
Paus ke – 32 Melchiades, African Pope, Paus dari Afrika
Santo Paus Miltiades (Melchiades) adalah paus kita yang ke tiga puluh dua (ke-32). Ia lahir di Afrika Utara pada tanggal yang tak diketahui. Seperti juga Santo Agustinus Hippo, Paus Miltiades adalah seorang putra Afrika Utara dari suku Berber. Ia memimpin Gereja dari tahun 311 sampai tahun 314, menggantikan Santo Paus Eusebius yang tutup usia pada tahun 309.
Masa kepemimpinannya ini tergolong suatu kurun waktu yang amat bergelora bagi umat Kristen. Pada awalnya Miltiades mengalami banyak kesulitan baik dari lingkungan Gereja sendiri maupun dari Kaisar Maximianus; namun hal itu tidak berlangsung lama, karena semua kekerasan itu berakhir dengan naiknya Konstantinus Agung, putera Santa Helena ke atas takhta Kekaisaran Romawi pada tahun 312. Kenyataan itu diperkuat lagi dengan terbitnya Edik Milano pada tahun 313 yang memberi kebebasan beragama kepada semua orang Kristen di seluruh kekaisaran di bawah perlindungan Kaisar Konstantinus.
Pada masa kepemimpinannya berkembanglah suatu aliran sesat di Kartago di bawah pimpinan Donatus. Sesuai nama pencetusnya aliran sesat ini disebut Donatisme. Salah satu ajarannya ialah bahwa sah-tidaknya sakramen-sakramen tergantung pada suci-tidaknya si pemberi sakramen itu. Seandainya Permandian diberikan oleh seorang berdosa, maka permandian itu tidak sah.
Pertentangan Miltiades dengan para Donatist itu tampak mencolok pada waktu pengangkatan Sesilianus menjadi Uskup Kartago menggantikan Uskup Kartago yang meninggal dunia. Semua imam di keuskupan Kartago bersama segenap umat dengan suara bulat memilih Sesilianus menjadi uskup yang baru. Miltiades mendukung pilihan itu, karena Sesilianus dikenal sebagai imam yang setia pada iman yang benar dan agama Katolik yang Apostolik. Namun para Donatist tidak menyukai dan menolak Sesilianus. Bagi mereka Sesilianus adalah pendosa besar dan oleh sebab itu ia tidak layak diangkat sebagai uskup. Mereka menuduh bahwa Sesilianus pernah menyangkal iman Kristiani-nya pada masa penganiayaan terhadap umat Kristen. Hal ini bertentangan dengan ajaran mereka bahwa seorang yang berdosa tidak bisa melayani sakramen-sakramen secara sah.
Mereka berusaha memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadu domba antara kaisar Konstantinus dengan paus Miltiades. Mereka mencoba memutar balikkan kuasa dan perlindungan Kaisar terhadap Gereja sebagai dasar untuk mempengaruhinya agar dapat berperan dalam urusan-urusan internal Gereja. Mereka menghadap Kaisar Konstantinus dan memohon agar kaisar turun tangan dalam menyelesaikan pertikaian mereka dengan Paus Miltiades perihal pengangkatan Sesilianus sebagai Uskup Kartago. Mereka lebih menghargai Kaisar Konstantinus daripada Miltiades sebagai pemimpin tertinggi Gereja Kristus.
Namun Konstantinus Agung sama sekali tidak terpancing oleh taktik busuk mereka. Ia menyerahkan perkara itu kepada Paus Miltiades dan meminta Miltiades untuk segera mengadakan suatu sinode terbatas guna menyelesaikan masalah itu. Atas inisiatifnya sendiri, Paus Miltiades menyelenggarakan konsili dan dengan persetujuan Kaisar Konstantinus, ia melipatgandakan jumlah uskup peserta. Konsili itu diselenggarakan pada bulan Oktober 313 di istana Lateran. Dengan suara bulat konsili tetap mengangkat Sesilianus sebagai Uskup Kartago dan menghukum aliran Donatisme. Miltiades dalam kedudukannya sebagai Paus mengekskomunikasikan Donatus dan para pengikutnya dari Gereja.
Miltiades bertindak bijaksana terhadap penganut paham sesat itu, sehingga banyaklah yang berpaling ke pangkuan Gereja. Inilah yang menyebabkan Santo Agustinus berkata: “Betapa mulia Paus ini! Sungguh-sungguh ia seorang tokoh pencinta perdamaian dan Bapa umat Kristiani.”
Santo Paus Miltiades tutup usia pada tanggal 11 januari 314 dan dimakamkan di Katakombe Santo Kalisitus di Roma – Italia.