Santo Petrus Balsamus

  • infokatolik
  • Mar 02, 2024

Para Kudus – 11 Januari

Santo Petrus Balsamus
Petrus Absolom, Petrus Apselamus, Petrus Balsamus

Riwayat Martir ini ditemukan pada lampirkan tentang para martir dari Palestina dalam buku Historia Ecclesiastica (Sejarah Gereja) yang ditulis oleh Eusebius, Uskup Kaisarea di abad ke-4.

Uskup Eusebius menulis :

“————Pada sebelas bulan Audynoeus (11 Januari), di kota Kaisarea, Petrus sang Pertapa, yang juga disebut Absolom, dari desa Anea, di perbatasan Eleutheropolis, bagaikan emas murni, dengan keputusan yang mulia, memberi bukti imannya dalam Kristus Tuhan. Ia mengabaikan kedua hakim dan orang-orang di sekelilingnya, yang membujuknya dengan berbagai cara untuk lebih memilih keselamatan dirinya sendiri, untuk menjalani tahun-tahun masa mudanya, (namun) dia lebih memilih harapannya pada Tuhan, walau harus mengorbankan hidupnya———–“.
Nama martir Yahudi ini adalah Petrus Absolom dan kisah kemartirannya dinyatakan otentik. Berabad-abad kemudian namanya terkorupsi menjadi Petrus Apselmus, Petrus Anselmus, dan Petrus Balsamus. Kisah kemartirannya juga banyak mengalami perubahan. Terdapat cerita tambahan khususnya pada saat ia berada dihadapan hakim. Kisah ini juga sering dipentaskan dalam drama atau opera rakyat dengan berbagai variasi dialog. Berikut (salah satu versi) kisah kemartiran Santo Petrus Balsamus yang teks aslinya mungkin berasal dari sebuah naskah opera di abad pertengahan.

***

Balsamus adalah seorang pemuda Yudea, Palestina. Ia diterima kedalam pangkuan Gereja Katolik dan dipermandikan dengan nama Petrus sebagai tanda penghormatannya kepada rasul Petrus, ketua para rasul yang diangkat Yesus sebagai pemimpin Gereja yang pertama.
Tidak lama kemudian, ia mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan, karena ketegasannya menolak membawa kurban, menurut tata cara kafir. Kepada penguasa yang menyuruhnya membawa kurban berhala itu, ia menjawab:

“Saya hanya membawa kurban kepada Tuhanku, yang telah mengurbankan DiriNya demi keselamatanku dan keselamatan seluruh umat manusia”.

Pada saat itu, hakim bertanya kepadanya: “Apakah pekerjaanmu hai anak muda?”.

Petrus dengan berani menjawab “Saya seorang Kristen. Tak ada martabat yang lebih mulia daripada martabat seorang murid Kristus.”

Jawabannya itu menyeretnya ke dalam penderitaan yang sangat mengerikan. Ia disesah dan disiksa dengan berbagai cara yang kejam agar ia bisa menyangkal imannya. Pada puncak penderitaannya, ia berseru dengan suara nyaring, “Apakah yang akan kuberikan kepada Tuhan, karena Ia sudah menganugerahkan kepadaku semua yang kubutuhkan untuk hidupku? Saya dengan senang hati akan meminum piala penderitaan ini serta memanggil nama Tuhanku.”

Banyak orang yang menyaksikan penyiksaan atas dirinya terharu, namun ia sendiri menghibur mereka dan mengatakan kepada mereka bahwa penderitaannya itu belum seberapa beratnya bila dibandingkan dengan penderitaan Yesus.

Hukuman yang diberikan kepadanya berbunyi sebagai berikut: “Petrus Balsamus karena tidak mau menaati perintah Kaisar yang tak terkalahkan, serta dengan gigih membela ajaran seorang pemuda yang sudah dihukum mati di atas Salib, maka ia juga harus disalibkan”.

Mendengar bunyi hukuman itu, Petrus dengan senang menjawab, “Engkau telah memberikan kepadaku apa yang dirindukan jiwaku selama ini, yaitu mati demi Kristus, Tuhanku”.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *