SIAPAKAH YANG BENAR??
Di kampungnya, dari semenjak muda Nasreddin dianggap sebagai orang yang bijaksana. Karena itu, warga desa menunjuknya sebagai “Hakim” di kampungnya. Tetapi Nasreddin tidak pernah mengiyakan atau “menolak” atas penunjukkan itu. Masyarakat saja yang memaksanya, maka sejak saat itu Nasreddin menjadi Hakim di kampungnya walau usianya masih relatif muda. Warga seringkali membawa berbagai macam masalah dan kasus kepadanya untuk mendapatkan pemecahan dan jalan keluar.
Suatu hari, datang ke rumahnya dua orang yang berbeda pendapat dan bertanya kepadanya untuk mendapatkan penyelesaian atas masalah yang mereka pertentangkan.
“Saudaraku yang terkasih, ada apa?” Nasreddin bertanya kepada pria pertama.
Orang itu kemudian bercerita panjang lebar sehingga membuat pria kedua menjadi tidak sabar.
“Kamu benar saudaraku”, kata Nasreddin kepada pria pertama.
“Nanti dulu Nasreddin!! Anda harus mendengarkan cerita saya dulu,” orang yang kedua menyelanya dengan nada tinggi.
“Oh ya tentu saja saudaraku, sekarang giliran kamu bercerita,” jawab Nasreddin kemudian.
Orang itu juga bercerita panjang lebarrrr…. sehingga membuat Nasreddin jatuh tertidur.
“Ya, kamu juga benar,” kata Nasreddin segera setelah orang itu selesai bercerita.
Hal itu membuat para hadirin bingung!
Salah seorang warga melakukan protes atas sikap dan jawaban Nasreddin.
“Nasreddin, anda setuju pada kedua pihak. Masalahnya tidak akan bisa diputuskan kalau anda menjawab, “ya benar” pada kedua belah pihak!”
Nasreddin berdiam diri sejenak dan kemudian menjawab, “Kamu benar juga!”
“Tetapi Nasreddin….”, salah satu yang hadir berkata.
“Ok, kamu benar saudaraku yang pertama, dan kamu benar saudaraku yang kedua, dan itu juga betul untuk kamu!” jawab Nasreddin dengan santai.