Tukang Kepo, Mau tahu aja atau mau tahu banget?

  • infokatolik
  • Jan 28, 2025

Cerita ini terjadi di sebuah daerah misi di Afrika. Serombongan pengangkut barang yang berjalan dengan cepat, tiba-tiba berhenti. Orang-orang itu duduk di pinggir jalan dan tidak mau bergerak meski dirayu diberi uang.

Imam misionaris bertanya, mengapa mereka tiba-tiba berubah. Mengapa? Mengapa lagi? Mereka diam saja.

Akhirnya mereka berkata, “Kami sudah bergerak begitu cepat untuk menyenangkan kamu orang kulit putih sehingga sekarang kami harus menunggu jiwa kami agar bisa menyusul badan kami.”

itulah gambaran diri kita selalu bergerak cepat sering kita tidak memberi kesempatan kepada jiwa kita untuk menyusul badan kita.

***

Ternyata walau sudah menjadi murid-murid Yesus, kita pun tidak luput dari bahaya menjadi tukang kepo, tukang penyebar berita palsu atau tukang gosip. Siapa saja bisa kita kepo”-in, bisa romo, bisa anggota dewan paroki, bisa ketua lingkungan atau sesama umat lingkungan. Ngegosip, ngomongin orang lain, adalah hal yang memang sudah menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang sudah lama, kadang saat misa atau dalam doa lingkungan, ada saja yang digosipin. Istilahnya, “kata-kata dibibir lebih cepat keluar daripada yang kita pikirkan”. Sejak zaman para rasul dan sejarah hidup gereja, suka gosip dan mau tahu urusan orang lain, itu sudah ada. Jauh lebih baik, bahwa kita justru belajar dari hal-hal ini untuk menata dan memperbaiki diri. Apa yang paling penting dari menjadi pengikut Yesus ?

Inilah yang menjadi tantangan terbesar untuk kita. Kadang kita datang misa, datang ke gereja, itu bukan fokus pada Tuhan, bukan pada misa, bukan pada doa, tapi malah mengamati orang-orang lain, menilai orang-orang lain, menilai para petugas liturgi, ayolah bukan untuk itu. Menilai itu urusan Tuhan, yang paling penting kita fokus mengarahkan hati kepada Tuhan, fokus pada Dia bukan pada hal-hal lain. Nah ini menjadi tantangan terbesar kita dalam hidup beriman dan menggereja, makanya Yesus itu selalu bertanya, “Apa sih yang kamu cari dari mengikuti Aku? Juga kita patut selalu bertanya, “apa sih yang saya cari dari ikut ke gereja? mencari Tuhan? atau mencari hal lain atau malah mencari masalah?

Mari kita fokus mencari Tuhan, biar kita fokus ikut Tuhan. Perlu disadari bahwa “tidak ada orang yang sempurna” juga dalam hidup beriman dan menggereja, tapi setidak-tidaknya kita jangan terlena dan terbuai dengan gaya yang mungkin membuat kita mengalihkan hoax pada Tuhan dan mengalihkannya kepada sesama, hanya karena kita punya rasa iri dan cemburu. Yesus mengalihkan pikiran dan pandangan kita segala hal kepada diriNya. Dan memang Yesus selalu mengalihkan pandangan kita dari hal-hal lain dan orang-orang yang mungkin mengganjal kepada Tuhan. Kita pun sering diganjal oleh orang-orang, hal-hal yang membuat kita lupa fokus kepada Tuhan, sering terjadi bahwa kita bisa tidak ikut misa, bisa tidak ikut doa, misalnya tidak enak dengan romonya, tidak ikut misa karena tidak enak dengan anggota dewan atau dengan pengurus lingkungan sehingga tidak ikut doa lingkungan atau pertemuan lingkungan.

Hidup beriman bukan soal kita rasa enak atau tidak enak, suka atau tidak suka dengan orang-orang, yang paling penting kita harus tetap suka kepada Tuhan. Salah satu caranya adalah dengan berhenti sebentar dari segala kesibukan, duduk konsentrasi dengan menghilangkan semua kebencian, kejengkelan, ke-kepoan, dan berusaha fokus pada Tuhan. Biarkanlah jiwa yang tulus yang peduli akan Allah, datang menyusul badan kita dan kembali bersama raga kita. Dan percayalah, di saat itulah kita akan melihat wajah Allah.

Renungan Harian lainnya dapat dibaca di Sejenak Eling

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *