Ini kisah seorang pria yang hidup pada tahun 1893 sampai 1939, namanya adalah Easy Eddy. Eddy adalah seorang pengacara yang ulung, dia begitu luar biasa sampai-sampai dia menjadi pengacara mafia terkenal di Chicago yang dipimpin pada masa itu oleh seorang bernama Al Capone. Dia betul-betul pengacara yang ulung, dia begitu mengerti hukum dan dia memiliki begitu banyak koneksi dan menggunakan manipulasi begitu rupa, tidak peduli apapun tuntutan yang dihadapi oleh Al Capone dan anak-buahnya, aparat hukum tidak dapat memenjarakan mereka. Mereka tidak dapat menghukumnya. Dan karena begitu ulungnya Eddy, dia menjadi begitu bernilai, para mafia memberikan begitu banyak uang. Dia memiliki jet pribadi, dia memiliki properti di seluruh blok kota, dengan rumah-rumah mewah, mobil-mobil terbaik, apapun yang terbaik. Dan anak laki-lakinya bisa melakukan apa saja, yang dia mau. Dia bisa melakukan apa saja, yang dia inginkan.
Tetapi “Easy Eddy” kemudian berpikir, “Aku sudah berikan anakku semua hal, semuanya yang bisa dibeli dengan uang, tapi ada satu hal yang aku belum berikan ke anakku. Aku belum memberikan anakku contoh sebagai seorang bapak, yang dapat dibanggakan anaknya!”
Dia memikirkan hal ini beberapa waktu dan Easy Eddy sampai pada kesimpulan: satu-satunya hal yang dapat dia berikan kepada anaknya, seorang bapak yang memberi warisan nama baik, dengan membantu pemerintah memenjarakan para mafia. Karena Mafia membunuhi orang tidak bersalah. Dahulu Eddy membebaskan para mafia ini. Membuat orang-orang kecanduan narkoba, narkotika dan alkohol. Dulu dia membiarkan mereka memeras pemilik toko kecil yang tidak bersalah, yang berjuang bagi hidup mereka. Bayar kami begitu banyak atau kami hancurkan tokomu, dan mereka benar-benar melakukannya, membom tokonya.
Dia membantu FBI memberi kesaksian dan banyak dari mafia-mafia ini dijebloskan ke penjara. Dia tahu dengan pasti bahwa dia bisa dibunuh dengan apa yang diperbuatnya ini.
Suatu hari ketika dia mengendarai mobilnya; ada mobil lain yang mendekat dan tak lama kemudiaan terdengar suara senapan, rentetan senjata api. Beberapa orang dengan senapan mesin, mengisi tubuhnya dengan banyak peluru dan dia terbaring mati dijalanan. Dia membayar harga yang sangat mahal, untuk memberi anaknya : “Bapaknya yang dapat dibanggakan”, itu harga yang mahal tapi bagi dia itu setimpal.
Kemudian ada cerita lain; ada seorang pria, dia anggota dari United States Air Force (Tentara Angkatan Udara Amerika Serikat). Selama Perang Dunia II, dia bertugas di kapal perang USS Lexington. Pada suatu ketika dalam sebuah pertempuran di Pacifik, dia lepas landas dari kapal induk itu bersama dengan squadronnya yang terdiri dari 6 atau 7 pesawat lainnya, untuk pergi berperang melawan Jepang. Pada waktu mereka terbang di langit, dia baru menyadari bahwa seseorang di kapal lupa mengisi tangki bahan bakar pesawatnya, lalu dia berkomunikasi melalui radio kepada pemimpin skuadronnya dan berkata: “Saya harus kembali.” Komandannya berkata: “Kamu kembali, kami tetap maju.”
Dalam perjalanannya kembali ke kapal induk, dia melihat sembilan pesawat pembom Jepang datang untuk menenggelamkan kapal USS Lexington, di mana ratusan awak kapal yang ada di dalamnya. Dia hanya sendiri, di hadapannya ada sembilan pesawat musuh, dan dia memutuskan bahwa “Saya harus menghentikan mereka, karena tidak satu pun di kapal Induk itu yang menyadari apa yang akan terjadi”. Jadi dia mulai menembaki pesawat-pesawat itu dan dua diantaranya jatuh ke laut. Lalu dia mulai kehabisan peluru dan mereka menembakinya dan menyerangnya. Tetapi luar biasanya dia begitu bersemangat dan tidak merasa takut, dia terbang dengan begitu rupa, bermanuver secara berani. Pesawat-pesawat itu berusaha terus menembaki dia, tetapi mereka malah mengalami kerusakan sayap dan ekor. Pada akhirnya, lima dari sembilan pesawat-pesawat Jepang itu jatuh. Setelah itu, Pilot empat pesawat tempur yang lain berpikir, bahwa orang ini orang gila, mari kita pergi dari sini, dan mereka terbang menjauh. Lalu dia kembali ke kapal induk dengan pesawatnya yang sudah mengalami kerusakan disana-sini.
Orang-orang di kapal induk itu melihat semua yang terjadi, tetapi mereka hanya bisa berjaga-jaga. Dia orang pertama di Angkatan Laut di Perang Dunia II, yang memperoleh Congressional Medal of Honour, yang mana adalah penghargaan tertinggi. Namanya Butch O’Hare, dan bandara di Chicago, O’Hare Airport dinamai menurut namanya. Dia dipertimbangkan menjadi salah satu dari pahlawan terbesar dalam sejarah Amerika karena kemampuannya dan kemauannya untuk mengorbankan nyawanya, untuk hal yang lebih penting.
Yang membuat cerita ini menjadi menarik, ya yang membuat cerita ini menjadi menarik adalah bahwa Butch O’Hare adalah anak dari Easy Eddy atau Edward O’Hare.
Itu adalah pondasi yang kuat, apa yang kita berikan kepada anak-anak kita. Sekarang ini, kita dapat melihat banyak orang yang bekerja begitu keras untuk uang, untuk anak-anak mereka, dan kemudian anak mereka berantem satu sama lain sebagai musuh, mereka bersaing untuk menunjukkan siapa yang mendapatkannya!
Apakah itu yang dimaksud warisan, apakah itu memenuhi kehidupan, apakah itu yang ingin kita tinggalkan untuk dunia?
Nilai-nilai kita, karakter kita, rahmat dan kasih sayang dari cinta yang mengalir melalui kita adalah kontribusi terbesar yang kita buat untuk kehidupan kita, kepada Tuhan, kepada keluarga kita, dan kepada dunia. Dan ketika kita mempunyai nilai-nilai itu, dan kita bekerja dan membangun pondasi itu, melalui kerja-sama dan praktek yang baik, dan keputusan-keputusan yang baik, maka kita akan mempunyai hidup yang luar biasa, berkat kepenuhan dan memiliki arti mengatasi kelahiran dan kematian, dan kita akan meninggalkan itu sebagai warisan untuk dunia.