Hari Biasa, Minggu Biasa XXIV. “Panggilan Matius”

  • infokatolik
  • Sep 16, 2023

Hari Biasa, Minggu Biasa XXIV. “Panggilan Matius”, Sabtu, 21 September 2019

Pesta St. Matius, Rasul dan Penulis Injil

Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus 4:1-7.11-13

Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Mzm 19:2-3.4-5
Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

– Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
– Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 9:9-13

Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Matius adalah bentuk Yunani, sebuah nama Ibrani yang searti dengan “pemberian Allah.” Ia adalah seorang pemungut cukai. Para pemungut cukai dipandang berdosa, bahkan pengkhianat, karena bisnisnya membawa mereka ke dalam kontak dengan orang-orang yang bukan Yahudi. Kata pendosa mencakup banyak macam orang, termasuk orang-orang Yahudi sendiri yang menyepelekan atau melanggar peraturan-peraturan Hukum, terutama apa yang diajarkan oleh kaum Farisi (antara lain dalam bidang makanan). Pada masa kini, kata pendosa secara umum diartikan sebagai “manusia yang berkelakuan tidak sesuai dengan norma moral”, tetapi bukan arti inilah yang dimaksudkan dalam kitab suci. Paling tepat bila para pendosa itu dilihat sebagai orang buangan. Menurut kaum Farisi, kelompok para pendosa mencakup para penunggang keledai/unta, pelaut, gembala, pemilik toko, tabib, tukang daging, dll.
Orang-orang Farisi mempertanyakan kepada para murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa“. Yesus menjawabnya dalam kapasitas sebagai guru. Yesus memang guru bagi para murid-Nya, Ia mengajar lewat sabda dan tindakan. Tetapi Ia juga guru sabda dan guru tindakan, berbeda dengan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang “mengajar tetapi tidak melakukan“. Yesus adalah guru sejati, sebab ajaran dan tindakan-Nya menyatu dalam diri-Nya. Setiap orang sungguh-sungguh dapat belajar pada Yesus.
Di dunia Timur, khususnya di Palestina, perjamuan merupakan saat utama terjadinya persekutuan antar manusiawi, dengan menerima undangan orang-orang berdosa/najis atau karena dikelilingi oleh “para pendosa”, Yesus melanggar aturan yang ditetapkan oleh kaum Farisi.
Yang dipikirkan oleh Yesus mengenai orang sakit disini, bukanlah hanya orang sakit secara fisik saja, melainkan terutama para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Sebab tabib, Yesus memang menyembuhkan orang-orang sakit, tetapi Ia juga mengampuni dosa.

Yang Kukehendaki ialah belas kasihan, dan bukan persembahan. Yesus hendak menegaskan bahwa perbuatan-Nya dituntun oleh pengenalan kehendak Allah dan bahwa semua pengikut-Nya juga harus mengenal dan mewujudkan kehendak Allah itu dalam hidup sehari-hari mereka. Kehendak Allah itu terungkap dalam kata belas kasihan. Yesus menyatakan belas kasihan ilahi itu dalam tindakan-tindakan-Nya, dalam perhatian istimewa terhadap para pendosa.
Yesus tidak datang memanggil orang-orang benar, tetapi justru orang-orang berdosa. Di mata orang-orang Farisi, Yesus terus-menerus menajiskan diri-Nya karena Ia bergaul akrab dengan para pemungut cukai dan para pendosa. Kedua golongan masyarakat ini dikucilkan dari ibadah dan kurban persembahan. Yesus justru menjukirbalikkan keadaan. Dalam khotbah-Nya di bukit, Yesus sudah berkata, “Jika engkau mempersembahkan persembahanmu diatas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Liturgi, ibadah, persembahan kurban adalah urusan nomor dua. Urusan nomor satu ialah belas kasih dan rekonsiliasi (memulihkan hubungan persahabatan). Orang yang memutarbalikkan urutan nilai ini, pantas ditegur, “Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kalian, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Maka tindakan-tindakan Yesus, manifestasi belas kasihan dan kehendak Allah, dengan sendirinya menghadapkan manusia pada penghakiman.

Berkah Dalem

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *