Makna dari Danau Galilea dan Laut Mati

  • infokatolik
  • Jan 20, 2025

Laut Mati

Di Palestina ada dua laut, keduanya sangat berbeda. Yang satu dinamakan Laut Galilea, yang ini sebuah danau yang luas dengan air yang jernih dan bisa diminum. Ikan dan manusia berenang dalam danau tersebut. Danau itu juga dikelilingi oleh ladang dan kebun hijau. Banyak orang mendirikan rumah mereka di sekitar danau tersebut. Yesus pun berlayar di danau tersebut beberapa kali. Laut yang lain dinamakan Laut Mati, dan sungguh-sungguh sesuai dengan namanya, segala sesuatu yang ada di dalamnya mati. Airnya sangat asin sehingga anda pun bisa sakit bila meminumnya. Danau itu tidak ada ikannya, tak ada sesuatu pun yang tumbuh di tepiannya. Tak seorang pun ingin tinggal di sekitar danau ini, karena baunya yang tidak sedap.
Lalu apa yang menarik dari kedua laut tersebut? Yang menarik tentang kedua laut itu adalah bahwa ada satu sungai yang mengalir ke keduanya. Jadi apa yang membuat keduanya berbeda? Bedanya adalah : danau yang satu menerima dan memberi; sedangkan danau yang satunya hanya menerima dan menyimpan.
Sungai Yordan mengalir ke permukaan laut Galilea dan mengalir keluar dari dasar danau itu.
Danau tersebut memanfaatkan air sungai Yordan dan meneruskannya kepada danau lainnya untuk juga memanfaatkannya.
Sungai Yordan kemudian mengalir ke dalam Laut Mati, namun dari sini airnya tidak pernah keluar lagi.
Laut Mati secara egois menyimpan air sungai Yordan bagi dirinya sendiri. Hal itulah yang membuatnya mati karena laut itu hanya menerima dan tidak memberi.

Manusia yang baik adalah yang bersikap seperti danau Galilea, dia tidak pelit untuk membagikan ilmu dan hartanya kepada sesama yang membutuhkan. Semakin banyak memberi maka semakin banyak manfaat yang kita peroleh.

Dan sebaliknya seburuk-buruknya manusia yang bertindak egois hanya untuk kepentingan dirinya, dia enggan berbagi dengan manusia lainnya. Jiwanya mati seperti danau Laut Mati karena tidak memberi kemanfaatan sosial bagi yang lain. Kelak orang hanya mengenang dia karena prilaku kikirnya, dia menjadi museum bagi kemanusian dari sisi negatif.

Berbela-rasa dan peduli kepada yang Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Disabel. Dengan Rp.2.000,- sehari, akan tercipta 2000 aksi untuk peduli.

Danau Galilea

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *