Rahasia Raja Janak
Raja Janak tinggal di sebuah istana, tetapi dia tidak menganggap kemewahan yang melingkupinya sebagai miliknya sendiri. Dia adalah seorang pria yang sama sekali tidak menyukai harta duniawi. Suatu hari datanglah kepadanya seorang sanyasin yang dari luarnya terlihat telah meninggalkan hal-hal duniawi dan mengenakan sebuah jubah kuning tua. Karena dia melihat Raja Janak dikelilingi oleh kemegahan dan kebesaran, sang sanyasin bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Bagaimana bisa pria ini, yang hidup bergelimang harta di tengah-tengah kemewahan, tetap berkenan di hadapan Allah?”
Kemudian terdengar sebuah teriakan, “Istana kebakaran!” Dengan serta-merta, sang sanyasin berlari keluar untuk menyelamatkan sebuah cawat, yang sebelumnya dia cuci dan dijemur. Ketika kembali dia sangat heran karena Raja Janak masih duduk dengan tenang di tempatnya semula, sama sekali tidak peduli.
Sang sanyasin kemudian bertanya, “Oh Paduka, apakah Paduka tidak mendengar teriakan bahwa istana terbakar?” Lalu bagaimana bisa Paduka masih duduk dengan tenang di sini seolah-olah tidak terjadi apa-apa?”
Raja Janak dengan tenang menjawab, “Apa yang menjadi milikku ada bersamaku, ia tidak akan dapat dihapuskan oleh api.”
Raja Janak adalah seorang pria yang betul-betul menolak semua yang melingkupinya dan yang menjadi miliknya. Sikap penolakan terhadap harta benda yang menyelimuti seseorang seperti ini merupakan bentuk pelepasan diri dari harta benda, dari segala bentuk hal duniawi, dan bahkan dari diri sendiri. Seorang penganut ilmu kebatinan terkenal asal Jerman, Meister Eckhart, pernah berkata, “Siapa saja yang memiliki tiga hal akan dikasih Tuhan. Hal pertama adalah tidak mendewakan harta benda, yang kedua tidak bergantung pada orang lain, dan yang ketiga membebaskan diri dari keterikatan dengan diri sendiri.”
“Kumpulan Kisah Bijak”, JP.Vaswani