Santo Anselmus Filsuf & Teolog
21 April
Tahukah kamu?
Ada seorang filsuf dan teolog muda di abad pertengahan yang memiliki pengaruh besar. Ia adalah Anselmus, seorang anak bangsawan keturunan di Italia yaitu ayahnya Gundulph dan ibunya bernama Ermenberga. Ia adalah seorang yang sangat terkemuka di antara pemikir-pemikir Skolastik. Anselmus kecil lahir di Aosta, Italia tahun 1033. Seperti anak muda lainnya, ia memiliki kepandaian dan rasa ingin tahu yang tinggi dan menolak keinginan ayahnya agar dapat berkarir di bidang politik dan berkeliling Eropa.
Beberapa tahun kemudian, Ia bosan dengan cara hidupnya dan memilih untuk masuk biara. Pada tahun 1056, ia pergi ke Perancis lalu berpindah ke Normandy mengunjungi Abbas (pemimpin biara saat itu) yaitu Lanfranc. Pertemuannya dengan Abbas Lanfranc membawanya menjadi seorang biarawan Benediktin di usia 27 tahun. Kepandaian Anselmus membawanya kesempatan untuk dapat berkunjung ke Inggris atas undangan raja Inggris, William Rafus. Hal itu menyebabkan dirinya menjadi sangat terkenal di Inggris.
Lanfranc merupakan uskup agung Canterbury. Pada tahun 1089, Lanfranc meninggal lalu tahun 1093 atas perintah raja William memilih Anselmus sebagai uskup agung Canterbury. Namun hal itu bukan keputusan yang tepat karena Anselmus mengajukan persyaratan bahwa raja mau menaatinya sebagai Bapa Rohani dan mengakui Urbanus 11 sebagai Paus. Ternyata, raja tidak setuju dan timbul perselisihan diantara mereka. Perselisihan ini menjadi rumit dengan masalah pengakuan atas Urbanus 11 sebagai Paus serta ketetapan tentang hak uskup agung untuk mengetuai persidangan para uskup. Berhubungan dengan jabatan uskup agungnya ia meminta pallium (tongkat kekuasaan) kepada Paus dan bukan kepada raja. Utusan Paus membawa pallium dan menaruhnya di altar Canterbury dan Anselmus menerimanya dari tempat itu. Tindakan ini menunjukkan bahwa Anselmus hanya mau menaati Paus dan jabatan uskup agungnya diterimanya dari Paus dan bukan dari raja Inggris.
Pada tahun 1097 Anselmus pergi ke Roma tanpa sepengetahuan William. Sementara itu Anselmus menghadiri Konsili Bari, 1098 dan Konsili Lateran pada tahun yang sama. Di Roma ia mulai mempelajari dengan teliti tentang keputusan-keputusan yang melarang investiture awam dan tentang kesetiaan. Ia tinggal dengan Hugh dari Lyons hingga ia dipanggil kembali oleh raja yang baru, yaitu Hendrik I pada tahun 1100.
Sekembalinya Anselmus ke Canterbury, raja Hendrik I menuntut agar Anselmus mengikrarkan kesetiaannya kepada raja, namun Anselmus menolaknya dengan keras. Maka mulailah pertikaian mengenai investiture awam lagi di Inggris. Anselmus meminta nasihat kepada Paus di Roma dan Paus berpihak kepadanya.
Pada tahun 1105 Paus Pascal mengekskomunikasikan uskup-uskup yang diangkat oleh Hendrik I. Anselmus sendiri mengancam raja dengan tindakan ekskomunikasi. Perundingan perdamaian berjalan selama dua tahun dan berakhir di London pada tahun 1107. Anselmus meninggal 21 April 1109. Pada tahun 1720 Paus Clemens XI menetapkannya sebagai doktor gereja.
Karya Yang Dibuat Anselmus
Selama hidupnya, Anselmus membuat beberapa karya penulisan teologia maupun bidang filsafat. Karya teologianya yang paling menarik adalah “Monologion”. Dalam buku yang ditulisnya, ia menampilkan bukti-bukti tentang adanya Allah. Buku lainnya yaitu “Cur Deus Homo” (Mengapa Allah Menjadi Manusia) tahun 1908. Anselmus menuliskan teori tentang bagaimana kematian Kristus di kayu salib, yang mendamaikan manusia dengan Allah. Menurut Anselmus, Allah adalah Tuhan alam semesta yang kemuliaan-Nya dinodai oleh dosa manusia. Meskipun Ia ingin mengampuni manusia, agar ketertiban moral pulih kembali di jagat raya, Ia tak dapat begitu saja “menutup mata” atas dosa. Harus diadakan pengorbanan, sesuatu yang setimpal dengan pelanggaran itu. Menurut Anselmus, karena dosa itu berasal dari manusia, pengorbanan itu juga harus dilakukan oleh manusia. Namun manusia tidak dapat mempersembahkan pengorbanan setimpal oleh karena dosa yang membuat manusia tidak mungkin berdamai dengan Allah.
Ide yang dikeluarkan oleh Anselmus ini, dikenal sebagai “Teori Pengorbanan” bagi penebusan. Hingga saat ini, karya tersebut menjadi penjelasan teologi terkenal tentang karya penebusan Kristus. Ia memiliki sumber-sumber Alkitabiah seperti: “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka …” (2 Korintus 5:19).
Ia juga menuliskan banyak nasihat berguna mengenai Tuhan bagi para biarawan. Para biarawan itu amat gembira menerimanya. St. Anselmus sering mengatakan, “Apakah kamu ingin tahu rahasia hidup bahagia dalam biara? Lupakan dunia dan bergembiralah melupakannya. Biara sungguh merupakan surga di bumi bagi mereka yang hidup hanya bagi Yesus.”
Demikian kisah tentang Santo Anselmus, kisah Santo Santa Gereja lainnya dapat dibaca di Orang Kudus. Terimakasih.