Pengalaman saat menjadi Petugas Tata Laksana/Tata Tertib Perayaan Misa Kudus di gereja St.Antonius Padua.
Pagi itu umat yang hadir di dalam gereja, saat misa akan dimulai, sudah memenuhi seluruh bangku umat di Panti Umat, Kapel dan Balkon.
Umat yang “terlambat” karena didalam gereja sudah penuh, diarahkan ke Aula Leo Dehon gedung Hati Kudus Yesus Lantai 4.
Sebagian besar “menurut” ketika diarahkan ke Aula Leo Dehon tetapi ada 1-2 orang yang tetap memaksa masuk ke dalam gereja dengan alasan : “Saya merasa aneh kalau harus misa di Aula! Berdiri juga tidak apa-apa asal didalam gereja,” katanya mencari alasan.
Makanya jangan telat datangnya, masbro.
Saya masih ingat ketika dahulu seorang umat bertanya kepada Romo Yohanes. Samiran SCJ : “Romo, sampai kapan seseorang yang datang terlambat, boleh mengikuti Misa Kudus dan bisa menerima komuni suci?”
Romo Samiran menjawab singkat dan tegas : “Sampai kapan pun, tidak!” (artinya “Tidak Boleh datang terlambat!”)
Di Aula Leo Dehon ternyata umat penuh juga. Puji Syukur kepada Allah.
Nyaman dan adem (ber-AC bro dan sist ruangannya).
Namun misa didalam ruangan bukan tanpa masalah, suara anak-anak terdengar menjadi lebih keras!!!
Beberapa orang merasa terganggu, tidak hikmat, tidak konsentrasi karena suara teriakan atau tangis anak-anak, malah ada beberapa yang berlarian dan mengelilingi ruangan.
Ada yang berpendapat; “sebaiknya anak-anak kecil tidak usah diajak ikut misa karena toh belum mengerti dan memahami makna misa kudus”.
Tetapi yang lain berpendapat, “anak-anak perlu dibawa ikut misa supaya mereka mulai mengenal hidup iman sejak dini dan terbiasa ikut misa.
Ketika romo saya tanya, “Silahkan saja, sejauh orang-tuanya bisa mengontrol anak-anaknya.”
Kurang puas, saya kirim wa ke Paus Fransiskus, dan dibalas : “Kitapun (orang dewasa) biasa bersikap bebas dihadapan Allah.” (artinya, yah namanya juga anak-anak, biarin aja).
Penasarin… saya tanya langsung sama Yesus.
Jawab Tuhan Yesus : “Biarlah kanak-kanak itu datang pada-Ku”.
“Setuju Tuhan,” jawab saya spontan.
“Saya hampir 20 tahun mengajak dan membawa anak-anak datang pada-Mu,” kata saya selanjutnya membanggakan diri.
Jawab Tuhan Yesus : “Oh ya, Masa sih??? Kog Aku ndak tahu tuh..”
Akhirnya saya cerita (curhat) ke Nasruddin…
Sambil terkantuk-kantuk mendengar cerita saya Nasruddin menjawab : “Pendapat orang pertama itu BENAR…
Pendapat orang kedua juga BENAR….
Sampeyan juga BENAR…. (nunjuk yg baca)
dan kamu (nunjuk saya)… juga BENAR…
Saya : Hadeuhhh…. (sambil nepok jidat)
Makanya jidatnya makin lebar…ditepok melulu.