Nasruddin mempunyai buah labu kuning yang banyak di kebunnya. Dia rajin memeriksa tanaman-tanamannya itu setiap hari. Jarak kebunnya hanya sekitar lima ratus meter dari rumahnya. Dia sering pergi ke kebunnya dengan berjalan kaki. Di dalam kebun itu, dia mempunyai beberapa buah labu kuning dan satu buah pohon cherry besar di pojok kebunnya, yang mana dia sering kali beristirahat di bawah pohon yang rindang itu.
Di suatu hari dia bekerja di kebun, ketika dia berhenti untuk beristirahat, Nasruddin duduk di bawah pohon cherry itu. Dia melihat ke arah buah labu kuningnya yang besar-besar dan dia merasa senang melihatnya. Kemudian dia menengok ke atas pohon melihat ada banyak buah cherry yang menggantung di cabang pohon.
Tiba-tiba dia berpikir dan bertanya dalam hati, “Tuhan yang Mahabesar, ini semua adalah ciptaan-Mu, tetapi saya tidak mengerti, mengapa engkau menciptakan labu kuning yang besar tumbuh pada batang yang lemah dan buah cherry yang kecil tumbuh pada batang pohon yang besar dan kuat?”
Dia memikirkan itu dalam-dalam. Ketika dia sedang berpikir “memikirkan permasalahan itu”, tiba-tiba Nasruddin kejatuhan dua buah cherry matang di atas kepalanya.
“Allah yang Maha Besar… sekarang saya mengerti,” kata Nasruddin sambil menggosok kepalanya.
“Sekarang saya mengerti, mengapa Allah menciptakan buah labu kuning tidak di atas pohon. Saya bisa terbunuh jika Tuhan berpikir demikian, itulah sebabnya saya tidak bisa seperti Engkau.”
