Hari Biasa, Minggu Biasa XXII. “Pilihan Pewartaan”, Rabu, 4 Agustus 2019.
Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C
Bacaan Pertama
Kolose 1:1-8
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita, kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia. Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Mazmur 52:10.11
Aku percaya akan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sekarang dan selama-lamanya.
– Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya.
– Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di hadapan orang-orang yang Kaukasihi!
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Luk 4:18-19
Tuhan mengutus aku memaklumkan Injil kepada orang hina dina dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 4:38-44
Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus
Renungan
Yesus selalu menunjuk pada pekerjaan-Nya, kalau Ia diminta tanda bahwa Ia itu Mesias. Bapa mengiringi Yesus dengan kuasa Roh-Nya, hingga jelas nampak bahwa Yesus itu Putera terkasih, yang berkenan kepada Bapa. Rencana yang disiapkan oleh Bapa itu yang digenapi oleh Yesus, mulai penyembuhan mertua Simon dengan menghardik demamnya, sampai peletakan tangan pada penderita masing-masing yang berkumpul, dan penyembuhan bermacam-macam penyakit, sampai larangan keras kepada setan untuk berbicara. Yesus mengatur dan membatasi diri sesuai apa yang dikehendaki oleh Bapa. Tuhan melarang setan berbicara, tetapi dengan mukjizat membiarkan manusia sendiri membaca tanda.
Yesus menyisihkan waktu dan memilih tempat yang sunyi untuk berdoa. Ia tidak mau diganggu oleh orang, mereka boleh mencari, dibiarkan menunggu tetapi pertemuan dengan Bapa dalam doa tidak dapat dilewatkan. Dalam doa Ia mendapatkan keputusan dan penegasan, apa yang harus dilakukan dalam karya kerasulan-Nya. Orang banyak mempunyai kepentingan dan perhitungan sebagai manusia : simpatik, menarik, tetapi tidak menetukan bagi pengemban perutusan Tuhan. Yesus berpindah tempat dan berpindah jauh, kalau “Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea”. Betapapun Galilea menarik dan di Yudea dihadang musuh, Yesus tidak memilih memuaskan harapan manusia, atau takut akan rintangan musuh. Ia mengikuti kehendak Bapa, yang ingin, agar “juga di kota-kota lain Ia memberitakan Injil”.
Berkah Dalem