Hari Biasa. Minggu Biasa XXX. “Setiap Orang, yang Percaya Kepada-Nya Akan Beroleh Hidup yang Kekal”

  • infokatolik
  • Sep 06, 2024

Hari Biasa. Minggu Biasa XXX. “Setiap Orang, yang Percaya Kepada-Nya Akan Beroleh Hidup yang Kekal”, Sabtu, 2 November 2019

HR Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman
Bacaan Hari ini, Tahun Liturgi C

Bacaan Pertama

Kitab Makabe yang Kedua 12:43-46

Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan.

Mzm 130:1-2.3-4.5-6a.6b-7.8

– Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
– Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
– Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
– Lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
– Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bacaan Kedua

Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus 15:12-34

Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga? mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”. Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil

Yoh 6:40
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 6:37-40

“Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Pada minggu yang lalu kami dan rombongan pergi ke kota Yogjakarta, dengan menaiki kereta api. Di stasiun kereta api, ada dua hal yang senantiasa menjadi perhatian; pertama ada rangkaian kereta yang datang dan ada juga yang berangkat. Singkat cerita ketika kami sampai di kota tujuan, kami disambut oleh sanak-saudara dan teman-teman dengan gembira, menyambut kedatangan kami dan rombongan. Sebuah sukacita, karena bertemu dengan keluarga dan teman-teman lama, yang juga sudah cukup lama tak berjumpa. Ada senda-gurau, berpelukan dan tertawa bahagia.
Bertolak belakang dan sungguh berbeda dengan situasi diatas, ketika keesokan harinya kami mendapat telepon dari seorang umat, yang ayahnya meninggal dunia. Keluarga itu begitu berduka-cita dan sangat kehilangan atas meninggalnya sang ayah, yang beberapa waktu harus terbaring sakit karena kanker. Duka-cita diwarnai tangis air mata atas kehilangan anggota keluarga, ditambah dengan kebingungan untuk membayar biaya rumah sakit dan biaya rumah duka serta pemakaman yang cukup mahal.
Kedua situasi itu sungguh berbeda; pertama kehadiran sanak-saudara dan teman-teman yang sudah lama tidak berjumpa, menjadi sebuah sukacita untuk keluarga yang menyambut kedatangan, namun menjadi kontras dengan peristiwa kedua tentang kematian dari seorang ayah, yang menjadi duka-cita bagi seluruh keluarga.
Kematian adalah suatu tanda keterbatasan dari diri manusia, oleh karena itu dibutuhkan bantuan orang lain, yang sungguh bisa secara sadar memberikan apa yang dibutuhkan oleh keluarga yang ditinggalkan. Hari ini kita secara khusus merayakan : “Hari Raya Arwah Semua Orang Beriman”, gereja mengajak kita untuk memperhatikan kebutuhan mereka yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada Bapa di Surga. Yang dibutuhkan mereka yang telah wafat adalah doa-doa dari kita. Doa-doa ini sangat berguna sebagai bekal perjalanan atau penziarahan mereka kembali kepada Sang Pencipta, Bapa Yang Kuasa. Pada hari ini kita diajak, diingatkan, untuk mengingat mereka yang sudah meninggal, bukan dengan cara emosional dalam kesedihan yang mendalam dan berlarut terus sehingga hanya akan menimbulkan kesedihan yang mendalam.

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *