Minggu Biasa V, Hari Biasa, “Hati-Ku Tergerak oleh Belas Kasihan”

  • infokatolik
  • Nov 17, 2024

Kalender Liturgi, Minggu Biasa V, Hari Biasa, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan,” Sabtu, 15 Februari 2020

Bacaan I

1Raj 12:26-32;13:33-34

Maka berkatalah Yerobeam dalam hatinya: “Kini mungkin kerajaan itu kembali kepada keluarga Daud. Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah TUHAN di Yerusalem, maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda.” Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: “Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya. Sesudah peristiwa inipun Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengorbanan. Siapa yang mau saja, ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengorbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Refr. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.

Mzm 106:6-7a.19-20.21-22
– Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
– Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan bangunan sapi jantan yang makan rumput.
– Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

Bait Pengantar Injil

Refr. Alleluya, Alleluya

Mat 4:4b
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 8:1-10

Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab: “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” Jawab mereka: “Tujuh.” Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Renungan.

Belum lama ini di media sosial, viral sebuah kejadian keributan antara dua ibu-ibu di sebuah resepsi pernikahan. Mereka bertengkar karena berebut mengambil makanan dalam sebuah antrian prasmanan. Wanita pertama yang berbaju hijau menegur wanita berbaju merah yang menyerobot antrean makanan prasmanan. Si wanita berbaju merah tidak suka dan tidak terima ditegur oleh wanita berbaju hijau, alasannya karena dia hanya ingin mengambil makanan dalam wadah yang berisi daging ayam dan kuatir kehabisan. Keributan itu menjadi besar karena keduanya saling tidak terima, sampai akhirnya harus di relai oleh petugas keamanan dari pengelola gedung.

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan Yesus yang berbelas kasih kepada banyak orang yang tidak mempunyai makanan karena sedang mendengarkan khutbah-Nya dan sudah mengikuti-Nya selama tiga hari. Dan banyak dari mereka yang datang dari daerah yang jauh. Dalam Injil dikatakan jumlah mereka mencapai empat ribu orang. Yesus tergerak hati-Nya karena ada ribuan orang yang tidak mendapatkan makanan.

Memalukan memang bahwa di dunia yang serba konsumtif dan sangat senang dengan kemewahan, masih banyak orang dalam jumlah jutaan bahkan puluhan juta orang yang tidak mendapatkan makanan, bahkan mengalami kelaparan di beberapa pelosok dunia. Bahwa ada cukup banyak makanan di dunia itu, bukanlah sebuah khayalan atau hanya cita-cita, namun itu dapat diperhitungkan dan bisa diakui kebenarannya. Tetapi masalahnya terletak pada soal membagi! Pembagian dilakukan dengan perantaraan manusia dan selalu saja ada manusia yang hanya mementingkan kebutuhannya sendiri melebihi dari yang lainnya.
Mereka hanya mau menang sendiri dibandingkan lainnya yang ribuan atau bahkan jutaan jumlahnya dan bahkan ada orang yang tidak pernah berpikir membagi rata dan mempunyai sikap: “Siapa yang bertindak cepat, dia yang dapat”. Orang-orang ini akan secepatnya mengambil dan sebanyak-banyaknya mengambil untuk dirinya, hingga orang lain tidak mendapat bagiannya. Sumber daya alam dan kekuatan alam dapat diatur oleh manusia, dan secara teknik dianggap mampu mencukupi penduduk bumi dengan segala kebutuhannya, tetapi banyak tenaga manusia, teknik, harta, diserap hanya untuk persiapan perang, hingga manusia menjadi merana dan menderita. Yesus tetap berseru; “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan.”

Tuhan mau membantu dengan jalan “manusia membagi dengan sesama”.

Dalam mukjizat pelipat-gandaan roti dan ikan pun, Yesus minta para murid untuk mengumpulkan bekalnya dan membagi, dan Dia akan memberi kecukupan, dengan melipat-gandakan roti. Namun Ia masih menyerahkan kepada murid-murid-Nya untuk melakukan pembagian secara merata. Yesus tidak mau bekerja sendirian, Ia minta bantuan lewat “hukum cinta kasih”, yang menjadi ciri khas bagi para murid-Nya : sikap cinta kasih yang rela untuk berbagi; dari harta yang banyak atau hanya memiliki sedikit. Diminta keikhlasan bagi sesama. Berbagi dengan mengumpulkan dari pemberian; membagi dengan meratakan dan menjaga keadilan di tengah jalan; membagi dengan hati yang rela dan rasa gembira. Memberi dengan mencari yang jauh, yang terlantar, yang terlupakan, karena lebih dari membagi harta kita diharapkan membagi cinta. Itulah yang diinginkan Yesus, bahwa kita ini menyembah “Allah yang hidup” sebagai seorang murid terungkap dalam tindakan : berbagi peduli, menolong memberi makan kepada yang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang dan lain sebagainya, dan percayalah bahwa Yesus “tidak rela membiarkan mereka pergi dengan perut lapar.”

Berkah Dalem.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *