Pertemuan Ilmiah Nasruddin

  • infokatolik
  • Feb 27, 2024

Pada suatu hari satu kelompok sarjana asing datang ke kampungnya Nasruddin. Mereka sedang melakukan perjalanan keliling dunia, untuk bertemu dengan masyarakat dan belajar mengenal kehidupan masyarakat tersebut. Mereka tinggal di penginapan kecil di kampungnya Nasruddin, dan mereka menginap selama 3 hari.

“Apakah mungkin kami dapat bertemu dengan seseorang yang mempunyai pengetahuan tinggi di kampung ini?” tanya salah seorang dari mereka.

“Tentu saja,” pemilik penginapan menjawab.

Segera dia menyebarkan berita itu ke pelosok kampung dan semua orang setuju untuk memanggil Nasruddin. Masalahnya orang-orang asing itu tidak bisa berbicara bahasanya Nasruddin dengan baik dan Nasruddin juga tidak bisa bicara bahasa mereka.

“Bagaimana kamu dapat berkomunikasi dengan mereka?” salah seorang warga kampung bertanya.
“Tenang saja, saya tahu bagaimana cara berbicara dengan mereka,” jawab Nasruddin.

Mereka menggunakan tanda dan bahasa isyarat, sehingga semua orang melihatnya dengan kagum serta terpesona.

Salah seorang sarjana asing itu mengambil sebatang kayu panjang dan menggambar sebuah lingkaran besar di atas pasir. Nasruddin juga mengambil sebatang kayu panjang dan membagi lingkaran itu menjadi dua bagian. Kemudian sarjana asing itu menggambar garis tegak lurus di garis yang digambar oleh Nasruddin, dan kemudian membagi lingkaran itu menjadi empat bagian. Kemudian orang asing itu menunjukkan tiga perempat bagian pertama kemudian seperempat bagian sisanya. Nasrudin membuat gerakan berputar di atas tiga per-empat bagian lingkaran. Lalu orang asing itu dengan tangannya membuat semacam mangkuk dengan kedua tangannya yang berhimpitan, dengan telapak tangan menghadap ke atas dan menggoyangkan jarinya.

Nasruddin menanggapinya dengan membalikkan tangannya ke bawah dan menggoyangkan jari-jarinya.

Ketika pertemuan itu berakhir, para sarjana yang lain dari kelompok itu bertanya, apakah yang mereka berdua bicarakan.

“Nasruddin adalah seorang yang sangat tinggi ilmu pengetahuannya. Saya menjelaskan kepadanya tentang bumi yang berputar dan dia menjelaskan kepada saya tentang garis khatulistiwa yang berada di tengah lingkaran. Saya menjelaskan bahwa tiga perempat bagian dari bumi adalah merupakan air dan seperempat bagian lagi berupa daratan. Dia mengatakan adanya gelombang dan angin. Saya menjelaskan kepadanya bahwa air di lautan ketika menghangat oleh karena sinar matahari akan menguap dan uap air bergerak ke langit, yang kemudian uap itu berkumpul menjadi awan dan ketika ada pendinginan, dia akan menjadi butir-butir air dan jatuh berupa hujan.”

Orang-orang di kampungnya Nasruddin juga sangat tertarik dengan pertemuan tersebut. Mereka ingin tahu, apa yang dibicarakan. Makanya mereka datang berkumpul di depan rumah Nasruddin dan bertanya kepadanya.

“Orang-orang asing itu mempunyai selera makan yang sangat bagus,” kata Nasruddin memulai penjelasannya.

Kemudian Nasruddin berkata, bahwa orang itu menginginkan senampan besar kue. Saya katakan, dia hanya mempunyai setengah bagian saja. Dia berkata, untuk membuat sirup bahannya haruslah terdiri dari tiga bagian gula dan satu bagian madu. Saya setuju dan saya katakan bahwa campuran itu harus diaduk dengan baik. Kemudian dia berkata, bahwa kue itu harus dibakar di atas nyala api. Saya katakan, apinya tidak boleh terlalu besar, dan saya sampaikan bahwa kita harus menaburkan kacang mete di atas kue itu.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *